Home Hiburan Tulisan Netizen Kisah Dadap, PIK, dan Pembangunan Sosial yang Gagap

Kisah Dadap, PIK, dan Pembangunan Sosial yang Gagap

0

Ada 3 mode yang bisa digunakan dalam menjalankan urusan kepublikan: statisme, voluntary exchange, dan intimasi. Pembangunan Sosial merupakan mode statisme, yang mengandaikan hirarki berlapis negara.


*
SAMPAH warga sekarang ditampung grup dari Pemda DKI. Mereka tak minta bayaran. Tak ada layanan sampah dari Pemkab Tangerang. Karang Taruna setempat mau angkut sampah asal pelanggannya di atas 50 orang, baru ongkosnya cukup. Tapi ibu-ibu setempat sudah bisa milah sampah, plastiknya bisa dijual, lumayan. Yang anorganik, ada Empang, jadi bisa buat pengurugan. Ada potensi koperasi perempuan pesisir bisa usaha sampah.

AIR BERSIH. Sekitar 80 meter pipa PDAM yang rusak, bocor disana sini, tak kunjung diperbaiki. Sekelompok orang memanfaatkan situasi tsb, membangun bak penampung dengan persetujuan PDAM, dan mulai menjual air bersih kepada warga. Perlu PDAM itu perbaiki pipanya, agar tak berat kami beli air.

UNTUK SANITASI. Warga membuang kotoran langsung ke kali. Drainase tidak ada. Setelah tanggul dibangun, airnya lebih tinggi (elevasinya dari air sungai di kampung. Itu sebabnya warga disitu mau digusur. Nanti di ujung dibangunkan kolam penampung, akan pake sistem pompa untuk buang air ke laut.

Pengalaman, didukung UIN Sunan Gn Jati Cirebon, dulu memang pernah ada program bantuan toilet jongkok belasan ribu dari Baznas Kemarin sudah komunikasi dengan Baznas urusan lain, besok kita bisa minta jamban saja.

20an KK yang kena gusuran, kami sudah setuju untuk pindah ke tanah timbul yang disiapkan Pemkab. Tapi entah gimana ceritanya, tiba-tiba saja sudah ada perusahaan yang mengklaim itu punya mereka, padahal tanah timbul itu sejak 30 tahun terakhir kosong. Akhirnya warga belum mau pindah karena status lahan tidak jelas. Jalur jalan dan area doking kapal plus bongkar-muat tangkapan ikan belum bisa dilanjutkan.


*
PIK datang. Sekarang PIK 2 jadi PSN. Saya berdiri di atas tanggul melihat jalan tol yang belum selesai. Pada ujung jembatan tol tsb, nanti akan bertemu dengan jalan keluar ke area pintu masuk di depan. Karena warga menolak pindah, air tergenang tinggi dan sampah plastik berserakan di pemukiman warga, baunya busuk. Di sebelah kiri kumpulan ibu-ibu mengupas kerang, itu area milik warga setempat, aslinya orang Parean, tinggal di Kamal.

Setelah PIK ada. Tak boleh cari ikan di sekitar, pinggiran. Kemarin baru saja 2 perahu nelayan ditangkap Satpam PIK. Limbah pabrik dulu cuma liwat, sekarang banyak dan menetap disini.

Tangkapan ikan nelayan berkurang 70 persen. Ongkos melaut naik. Proporsi biaya: 75 persen solar, 25 persen untuk logistik. Cari BBM susah, SPBU jauh, sewa gojek Rp 20.000.


*
Seseorang yang cukup senior bercerita soal ini.
“PIK datang era Bupati Ismed. Mereka minta ketemu. Saya tahu, pengusaha itu bukan mau berantem. Dia punya uang, dia mau beli saja. Akhirnya mereka tak jadi masuk Dadap. Tapi saya kalah karena Desa Dadap berubah status jadi kelurahan. Kena dibayar BPD nya. Di wilayah lain warga kena gusur. Ismed diganti Zaky.

Saat ketemu Rizal Ramli saat itu, saya tahu, sebagai Menteri dia (sudah) berpihak, tapi belum bertindak.
Perlawanan agraria akhirnya harus melalui jalur hukum, dan seperti biasa kita pasti kalah.
Metode advokasi kebijakan berbasis bukti seperti ini jauh lebih menjanjikan. Dengan jalur perlawanan, tingkat kehilangan orang, tinggi. Bisa 80 persen. Kalo ini, paling ilang sedikit, nambah lagi sedikit.”


*

Pembangunan sosial adalah statisme. Antitesa untuk pembangunan ekonomi berorientasi pasar bebas a la Rostow dkk yang mengandaikan kesejahteraan otomatis bisa tercipta bila pertumbuhan ekonomi berlangsung dan trickle down effect terjadi. Segelintir orang tambah makmur, dan sebagian besar harus tabah menunggu tetesan.


Mengambil etosnya dari Myrdal, ia memajukan kebijakan terencana jangka panjang oleh state alih2 kerja sosial berbasis proyek para pekerja sosial. Berlaku universal, inklusif, partisipatif. Migley bilang, pembangunan sosial mensyaratkan adanya investasi sosial.


*

Pada kasus Dadap, persoalan WASH yang dialami warga 3 RW, menunjukkan tidak bekerjanya statisme. Pembangunan sosial di Dadap menjadi gagap untuk menjawab kesejahteraan sosial.

Agar menang (bertahan dalam seleksi sosial; darwinism), orang-orang bersekutu untuk mencapai tujuan. Mode voluntary exchange (pertukaran sukarela) dan intimasi secara berangsur mengambil posisi mengganti statisme. Dalam kata lain, dua mode ini yang beralas konstruk teori yang berbeda bisa menggantikan Statisme. Pertukaran Sukarela biasanya digunakan di sektor bisnis. Intimasi berbasis kedekatan sebagai anak negeri (satu kampung, seorganisasi, satu alumni, segurungaji, dsb).

Keinginan untuk menang bisa memaksa orang-orang untuk menggunakan metode yang salah dalam menyelesaikan urusan publik. Salah satu pendukungnya: dengan berganti identitas secara mudah. Pagi ini saya seorang pengusaha yang seharusnya ikut tender agar bisa jadi pelaksana proyek pemda, sebentar petang saya adalah ponakan walikota yang kebetulan kontraktor. Intimasi mengalahkan Statisme.

Saya masih bekerja mendorong State hadir. Kami belajar HAM. Belajar soal hak warga dalam pelayanan publik. Belajar soal SPM dan SDGs. Belajar anggaran. Belajar advokasi.
Bersama warga buat bukti melalui audit sosial, membawa mereka masuk ke arena kebijakan, menunjukkan mereka titik lemah sistem yang mesti diperbaiki, dan bersama mereka mendekonstruksinya.


–Ervyn Young, 29 Okt 2024.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version