28.8 C
Mataram
Friday, May 23, 2025
spot_img

Jalur “Offroad” di Kampus Dua UNRAM: Potret Ketimpangan Pembangunan dan Keluhan Mahasiswa yang Tak Kunjung Didengar

oleh: Abdul faathir bakhaswein

Infrastruktur kampus adalah fondasi penting bagi proses pendidikan yang berkualitas. Jalan yang aman, parkiran yang memadai, dan fasilitas umum yang layak bukan hanya pelengkap, melainkan kebutuhan dasar untuk mendukung aktivitas akademik. Namun, realitas di Kampus 2 Universitas Mataram menunjukkan sebaliknya.

Akhir-akhir ini banyak mahasiswa mengeluhkan kondisi jalur di Kampus 2 Universitas Mataram yang sangat memprihatinkan. Jalur utama yang menghubungkan aktivitas sehari-hari mahasiswa itu terlihat seperti jalur trek offroad. Bukan hanya berlubang, jalan tersebut juga terlihat kumuh dan tidak layak. Ketika musim hujan tiba, jalan berubah menjadi rawa atau danau kecil karena tergenang air. Mahasiswa jadi kesulitan melewati genangan tersebut, bahkan sepeda motor pun kadang ikut terendam dan susah dikeluarkan. Situasi ini sudah menjadi keluhan lama dari berbagai kalangan, terutama mahasiswa, dan tentu berpengaruh pada semangat belajar dan beraktivitas di Kampus 2.

Masalahnya tidak berhenti sampai di situ. Jalur yang rusak juga menyebabkan timbulnya debu berlebihan saat musim kemarau. Debu ini sangat mengganggu kenyamanan mahasiswa dan dosen. Akibatnya, sebagian besar warga kampus merasa tidak nyaman berada di lingkungan tersebut. Solusi yang diharapkan mahasiswa sebenarnya sederhana: semua jalur rusak dipaving atau diperbaiki merata, agar debu hilang dan jalan bisa dilalui dengan aman serta nyaman oleh siapa saja.

Fakta di lapangan, sebagian besar jalur di Kampus 2 memang rusak. Sangat susah untuk menemukan jalan yang benar-benar mulus. Bahkan ketika berkendara, mahasiswa harus berhati-hati karena banyak lubang dan jalan yang tidak rata. Kondisi ini bisa menimbulkan efek benturan dan risiko jatuh. Jalur yang berkerikil dan tidak stabil juga semakin memperburuk situasi. Semua ini membuat berkendara di sekitar Kampus 2 menjadi aktivitas yang berisiko.

Masalah lain yang tak kalah krusial adalah lahan parkir. Area parkir di Kampus 2 sangat sempit. Mahasiswa sering kesulitan saat ingin memarkirkan atau mengeluarkan kendaraan mereka. Petugas keamanan kampus atau satpam pun turut prihatin. Mereka sering harus ikut merapikan kendaraan agar tetap tertata rapi walaupun lahan parkir sebenarnya tidak mencukupi. Belum lagi soal atap—tidak ada pelindung dari panas matahari ataupun hujan. Akibatnya, kendaraan mahasiswa terkena paparan langsung yang bisa merusak kondisi motor.

Keadaan ini sangat disayangkan, apalagi mengingat Kampus 2 memiliki fasilitas guest house yang diperuntukkan bagi tamu luar daerah atau institusi lain. Bagaimana jika para tamu atau pengunjung melihat jalur utama kampus yang rusak parah, kumuh, dan terkesan dibiarkan? Tentu saja ini bisa memengaruhi pandangan mereka terhadap institusi Universitas Mataram secara keseluruhan. Fasilitas yang buruk seperti itu akan mencoreng wajah kampus, terutama jika dibandingkan dengan harapan dan standar kampus negeri pada umumnya.

Tak heran, banyak mahasiswa menyebut Kampus 2 sebagai “kampus yang dianaktirikan” atau “kampus yang tidak diurus.” Sebutan ini muncul bukan tanpa sebab. Kampus 2 sangat jarang tersorot dalam unggahan resmi akun media sosial UNRAM. Kalaupun muncul, biasanya hanya menampilkan sisi-sisi bagusnya saja. Padahal, kenyataan di lapangan sangat bertolak belakang. Banyak fasilitas penting masih minim dan tak layak pakai.

Karena tidak ada sorotan, maka perhatian dari pihak rektorat terhadap Kampus 2 pun sangat terbatas. Efeknya, perbaikan di kampus ini menjadi terhambat atau bahkan tak kunjung dilakukan. Padahal, di saat yang sama, Kampus 1 terlihat terus dibangun besar-besaran. Banyak gedung dan fasilitas baru muncul, sedangkan Kampus 2 seolah dibiarkan stagnan.

Hal yang menyedihkan, masalah jalur ini bukanlah masalah baru. Dari tahun ke tahun, mahasiswa Kampus 2 selalu menyuarakan keluhan yang sama. Tapi sampai sekarang belum ada tindakan konkret dari pihak kampus untuk menyelesaikan persoalan ini secara menyeluruh. Pernah memang ada upaya perbaikan jalur di beberapa tahun sebelumnya, tetapi tidak bertahan lama. Jalan kembali rusak, berlubang, dan tidak bisa dilalui dengan baik. Artinya, perbaikan yang dilakukan selama ini tidak efektif dan tidak berkelanjutan.

Masalah parkiran juga tak kalah penting. Lahan parkir tidak sebanding dengan jumlah kendaraan mahasiswa. Ketika penuh, mahasiswa bahkan harus memarkir motor mereka di lapangan olahraga yang biasa digunakan oleh mahasiswa maupun pihak sekolah di sekitar Kampus 2. Ini tentu bukan kondisi ideal. Apalagi, parkiran tersebut juga dikenal sebagai tempat yang cukup “angker” karena dikelilingi pohon-pohon besar seperti pohon beringin. Akar-akar pohon tersebut menyembul ke permukaan tanah, menyulitkan proses parkir dan menimbulkan risiko bagi kendaraan.

Yang lebih disayangkan, hingga menjelang pelaksanaan PKKMB tahun ini pun belum ada perbaikan berarti terhadap jalur utama di Kampus 2. Jalur yang menjadi pintu masuk mahasiswa baru itu masih rusak, penuh lubang, dan memalukan. Bagaimana kesan pertama mereka terhadap kampus jika hal mendasar seperti ini tidak diperhatikan?

Semua ini menunjukkan adanya kegagalan dalam menjalankan amanat Undang-Undang. Dalam UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, disebutkan bahwa setiap lembaga pendidikan tinggi wajib menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar-mengajar secara optimal. Namun, yang terjadi di Kampus 2 justru sebaliknya. Sarana dasar seperti jalan, parkiran, dan perlindungan kendaraan pun tidak memadai. Sementara jumlah mahasiswa terus bertambah, fasilitas tidak ikut ditingkatkan.

Kami sebagai mahasiswa hanya berharap agar pihak lembaga UNRAM bisa lebih cepat, tanggap, dan serius menanggapi persoalan ini. Kami ingin merasa nyaman dan aman saat belajar. Kami ingin agar mahasiswa angkatan selanjutnya tidak perlu mengeluhkan masalah yang sama. Kami tidak ingin mewariskan masalah, kami ingin perubahan.

Semoga pendapat ini bisa menjadi cerminan dan suara dari mahasiswa yang berada di Kampus 2 UNRAM. Kami tidak meminta sesuatu yang muluk, hanya hak dasar kami sebagai warga kampus untuk mendapat fasilitas yang layak dan manusiawi.

Media
Mediahttps://mediaunram.com
MEDIA merupakan unit kegiatan mahasiswa (UKM) Universitas Mataram yang bergerak di bidang jurnalistik dan penalaran.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

20,000FansLike
1,930FollowersFollow
35,000FollowersFollow

Latest Articles