Unram, MEDIA – Ketua BEM FH Unram Rikiandi sopian Maulana mengungkapkan alasan utama demo menolak penggabungan tiga prodi dibawah rektor dengan Fakultas Hukum Unram, Selasa (31/10) .Â
Menurutnya, merger Prodi dibawah Rektor dengan Fakultas Hukum menjadi Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP) tersebut akan berdampak pada goyahnya posisi-posisi strategis yang ada di Fakultas Hukum Unram.Â
“Jangka panjangnya si, karena tiga prodi tersebut sudah mendapatkan hak yang sama dengan ilmu hukum, maka tidak menutup kemungkinan dari tiga prodi itu akan menduduki kursi-kursi atau jabatan strategis di FH, itu yang kita khawatirkan,” Ungkapnya.Â
Kian juga berpendapat bahwa kebijakan penggabungan ini tidak melibatkan mahasiswa yang terkena dampaknya langsung.Â
“Tidak ada meaningfull partisipasi dalam hal ini,” Bebernya.Â
Berangkat dari hal tersebut, ia dan ‘Solidaritas Mahasiswa Hukum Melawan’ melakukan demi penolakan terhadap kebijakan ini di Fakultas Hukum.Â
“Kita menginginkan responsif dari dekanat FH dulu yang bersifat bottom up, agar ada solusi yang mampu dihadirkan, dan hasil tuntutan yang kita dorong disampikan oleh dekanat Fh ke Rektorat,” tuturnya.Â
Seperti diketahui sejak tanggal 26 hingga 30 Oktober beberapa mahasiswa hukum menamakan diri mereka ‘Solidaritas Mahasiswa Hukum Menolak’ melakukan aksi penolakan terkait penggabungan tiga prodi dengan fakultas hukum sendiri.Â
Aliansi ini sendiri terdiri dari Anggota BEM FH dan mahasiswa Fh lainnya. Adapun tuntutan yang mereka layangkan, diantaranya :
1. Menolak penyatuan 3 Prodi dibawah rektor ke Fakultas Hukum
2. Menolak penetapan perubahan nama Fakultas Hukum
3. Mempertegas kemapanan ilmu hukum sebagai Sui Generis
4. Menyelamatkan hak-hak mahasiswa hukum yang terampas akibat perubahan nama fakultas
5. Evaluasi terhadap pihak dekanat dan rektorat yang menyumbat meaningful participation.(Albn)