Laporan Arman
Kasus pelecehan seksual masih menghantui Universitas Mataram (Unram). Hingga saat ini, tidak sedikit mahasiswa menjadi korban.
“Saya sering dirangkul,” ucap salah satu mahasiwi yang tidak ingin disebutkan identitasnya.
Perempuan yang resmi menjadi mahasiswi Unram pada dua tahun lalu mengaku, seringkali mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari salah satu pria di Fakultas Hukum.
Dia mengatakan, beberapa bagian tubuhnya sering disentuh pelaku. “Paha saya juga ditepuk beberapa kali,” ungkapnya.
Nampaknya, perilaku yang dilakukan oleh manusia tak bermoral itu tidak hanya sekali. Beberapa kali korban disapa (dipanggil) dengan kalimat menggoda.
“Dia juga sering ngomong didekat telinga saya, mulutnya deket sekali,” jelasnya. “Tangan saya juga tiba-tiba dipegang,” lanjutnya.
Korban juga mengaku, pelaku menjalankan aksinya setiap kali ada kesempatan, biasanya dalam keadaan sepi. Tidak tanggung-tanggung, punggung korban pun acap kali menjadi sasaran kegatalan tangannya.
“Yang lebih menjijikkan waktu dia mengambil sendok bekas saya. Ndak tau buat apa,” tegasnya.
Lebih jauh dia bercerita, setiap kali bertemu, pelaku memainkan jari-jarinya saat bersalaman. “Mau ndak salaman, saya ndak enak. Tapi kalo saya salaman dia begitu,” katanya.
“Saya juga disuruh memijat dia,” lanjutnya.
Menurut korban, sudah banyak mahasiswi atau orang yang senasib dengan dirinya atas tindakan pelaku. “Kayanya bukan cuman saya yang digituin, pasti sebelumnya ada. Mungkin, setelah ini ada juga,” ucapnya dengan yakin.
Kini, korban tidak lagi berada di Fakultas Hukum. Dirinya mengalami trauma berat atas tindakan tersebut.
Kenapa Tidak Melapor?
Menjawab pertanyaan itu, korban mengatakan dirinya tidak berani untuk melaporkan kejadian tersebut. Pasalnya, dia tidak mau keamanan dirinya terancam. “Sudah banyak yang melapor, tapi keamanannya terancam. Saya takut,” jawabnya.
Selain itu, korban tidak menginginkan keluarganya mengetahui kejadian yang menimpa dirinya. “Saya takut orang di rumah kepikiran,” lanjutnya.
Menurutnya, pelaku berani menjalankan aksinya karena merasa dilindungi segelintir oknum. “Ndak mungkin dia tenang begitu menjalankan aksinya kalo ndak ada yang melindungi. Pasti ada,” tegasnya
Dia berharap, pihak-pihak terkait mampu menyelesaikan persoalan pelecehan seksual di Unram. Unram sebagai perguruan tinggi negeri terbaik di NTB, mesti memberikan rasa aman kepada segenap civitas akademik.