Unram, MEDIA – Kasus pemukulan satpam saat demonstrasi tolak kenaikan biaya daftar mandiri 20 Juni lalu, kembali mengalami babak baru.
Lantaran satu diantara korban pemukulan bernama M. Fauzan diminta mencabut laporannya oleh pihak birokrasi.
“Iya benar, via chat saya dihubungi,” ungkap Fauzan.
Hasil tangkapan layar yang disodorkan Fauzan ke pihak mediaunram.com mengungkapkan bahwa memang benar adanya hal tersebut.
Fauzan diminta oleh pegawai kemahasiswaan Rektorat Unram bernama Ahyar untuk segera mencabut laporannya.
“Assalamualaikum Maaf saya dari kemahasiswaan rektorat, kapan balik ke mataram untuk pecabutan berkas di Polresta mataram,” kata Ahyar berdasarkan tangkapan layar pesan What’s App mereka.
“Saya yang urus berkasnya, Ini dari kepolisian yang berikan ke saya tinggal di tanda tangani,” lanjut Ahyar.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Kemahasiswaan Rektorat Unram, H. Faruq mengiyakan adanya hal tersebut.
“Biar selesai sudah urusannya, BEM kan sudah mau selesai, biar tidak menyimpan apa-apa,” ungkap Faruq saat ditemui diruangannya.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan supaya proses penyelsaian masalahnya dilaksanakan secara damai.
“Ya selesaikan secara damai, ndak usah saling menyimpan apa-apa karena BEM sudah mau selesai bertugas, biar tidak menyimpan dendam antara BEM antara Satpam, walaupun sekecil kuku,” ucap Faruq.
Isu pencabutan laporan yang dilakukan oleh pihak birokrasi Unram terhadap Korban pemukulan satpam ini bukan kali pertama. Sebelumnya, isu serupa juga didapati oleh korban satunya yakni M. Nanang Sofyan Maulana.
Bahkan Nanang pada saat itu merasa terintimidasi hingga diancam harus mengakhiri studinya lebih cepat.
Meskipun demikian, pada saat itu Kabag Kemahasiswaan berdalih bahwa Nanang diminta cabut laporan supaya lebih fokus kuliah.
Ditanyai mengenai apakah ada intimidasi dari pihak birokrasi, Fauzan menyangkal hal tersebut.
“Ndak ada, Diminta tanda tangan aja,” bebernya.
Namun Fauzan mengungkapkan bahwa ia tidak akan mau menandatangani surat pencabutan laporan tersebut. Menurutnya ia akan terus mengikuti proses hukum yang semestinya.
“Saya minta bantu ke teman-teman aliansi yg masih tersisa,” ujarnya.
Lanjut Fauzan, ia akan menerima apapun yang terjadi kedepannya selama proses hukum dilanjutkan.
“Saya ingin menyelesaikan ini agar ada rasa jera dari para pihak keamanan yang ada di Unram, dalam arti saya tidak ingin hal-hal ini terjadi lagi kedepannya untuk para penerus pergerakan disetiap juru untuk mengekspresikan pendapatnya,” pungkasnya. (Zhr)