oleh: Mahasiswa PKL Prodi Sosiologi Penempatan Konsepsi NTB
Konsorsium untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (Konsepsi) NTB merupakan salah satu LSM dengan program yang bergerak di bidang Partisipasi Masyarakat. Salah satu program kerja Konsepsi NTB yaitu Inter-act melakukan salah satu kegiatan untuk menggerakkan Partisipasi Masyarakat, kegiatan tersebut adalah Peningkatan Kapasitas Forum Pemuda Desa.
Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) Prodi Sosiologi, Universitas Mataram turut mengambil bagian dalam kegiatan peningkatan kapasitas Forum Pemuda desa yang berfokus pada isu disabilitas. Kegiatan ini melibatkan pelatihan, pengumpulan data, serta penyusunan laporan assesment yang yang melibatkan forum pemuda desa dari Desa Sukadana dan Desa Segala Anyar. Kegiatan berpusat di Illira Lite Hotel, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman pemuda terhadap hak-hak penyandang disabilitas di tingkat desa.
Dalam kegiatan ini, para mahasiswa PKL membantu pelaksanaan program melalui berbagai peran seperti operator teknis, notulis, dokumentator, serta pengelola administrasi acara. Kontribusi mahasiswa dinilai penting dalam mendukung kelancaran kegiatan yang bertujuan untuk membangun pemahaman kritis pemuda desa terhadap inklusivitas dan kesetaraan hak bagi kelompok disabilitas.
Kegiatan pelatihan yang berlangsung selama sehari ini diikuti oleh para anggota Forum Pemuda Desa, perangkat desa, serta beberapa perwakilan dari komunitas penyandang disabilitas. Dalam sesi pelatihan, peserta mendapatkan materi tentang konsep disabilitas, pendekatan berbasis hak asasi manusia, serta teknik dasar dalam melakukan assesment kebutuhan penyandang disabilitas di wilayah desa mereka.
Dengan kontribusi mahasiswa PKL dalam kegiatan tersebut mendapatkan respon positif dari supervisor Konsepsi NTB.
“Saya selaku supervisor dengan ini memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah berkontribusi aktif dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Forum Pemuda Desa. Mahasiswa menunjukkan dedikasi, tanggung jawab, dan kinerja yang sangat baik selama pelaksanaan program tersebut”. Ucap Jati Resik Danudirja, S.Ip.
“Dalam kegiatan ini, mahasiswa turut membantu berbagai aspek teknis dan administratif, seperti menjadi operator, mencatat notulensi, mendokumentasikan kegiatan, hingga mengelola proses registrasi peserta. Peran tersebut dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan ketelitian, sehingga turut menyukseskan jalannya program. Keikutsertaan mahasiswa tidak hanya memberikan manfaat bagi keberlangsungan kegiatan, tetapi juga menjadi bagian penting dalam membangun sinergi antara akademisi dan masyarakat desa, khususnya dalam pemberdayaan pemuda. Semoga pengalaman ini menjadi bekal yang berharga bagi mahasiswa dalam pengembangan kompetensi dan profesionalitas ke depan. Lanjutnya”
Diharapkan, kegiatan ini menjadi awal dari kolaborasi jangka panjang antara pemuda desa, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya dalam menciptakan lingkungan desa yang lebih ramah, inklusif, dan berkeadilan sosial bagi semua kelompok masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.
