Mataram, MEDIA—Mahasiswa Universitas Mataram (Unram), mendapat puluhan pesan berisi teror dan ancaman diduga dari oknum kepolisian. Pasca ikuti aksi demontrasi kawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Hal ini diduga diakibatkan salah satu mahasiswa, melontarkan kata-kata tidak etis saat melakukan aksi demontrasi kepada pihak aparat. Sabtu (24/8) di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Nusa Tenggara Barat (NTB).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, terdapat video dengan durasi 27 detik tersebut, tersebar di aplikasi Facebook. Sekjen Bem Unram Yudiatna Dwi Sahreza membeberkan, mahasiswa yang dalam video tersebut memang benar mahasiswa Unram.
“Yang bersangkutan sudah meminta maaf dan memang benar mahasiswa Unram,” tutur Yudi.
Diketahui mahasiswa tersebut mendapat puluhan pesan intimadasi berisi ancaman yang berasal dari diduga oknum anggota Polri. Pesan tersebut berisi kata-kata tidak etis bahkan hingga ancaman penculikan. Ia juga didatangi ke kediaman nya, oleh beberapa anggota dan wajahnya disebar di status media sosial aparat tersebut.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (Bem) Unram, Herianto, mengungkap, ada puluhan nomor tidak dikenal yang mengirimkan pesan bernada intimidasi terhadap dirinya dan mahasiswa lain.
“Itu yg intimidasi saya aja 10 org, intimidasi mahasiswa yg lain puluhan,” ungkapnya kepada media saat dihubungi via Whatsapp. Minggu (25/8).
Herianto selalu Ketua Bem Unram mengatakan, dirinya sangat menyayangkan kejadian ini.
“Hal ini sangat mencederai kebebasan berpendapat masyarakat, seharusnya kepolisian yang tugasnya mengayomi, memberikan rasa nyaman malah mengintimidasi rakyatnya dengan ancaman2 yang tidak etis di terima oleh rakyat,” lanjutnya.
Ia meminta Kapolda NTB dan Kapolres Mataram untuk segera mengusut tuntas hal ini.
“Kalok sampe pihak Kapolda dan polres tidak ada tindakan secara tegas, maka kami dari Aliansi Rakyat NTB Melawan akan melakukan aksi besar-besaran di depan Kapolda NTB dan Kapolres Mataram,” ujar Herianto.
Hingga berita ini diturunkan. Kasatreskrim Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama, sudah dihubungi oleh media namun belum memberi tanggapan apapun. (srh)