Unram, MEDIA – Premanisme satpam kembali terjadi di Universitas Mataram (Unram), sejak terjadinya premanisme pada aksi terakhir pada tanggal 5 Desember 2022 yang lalu, Selasa (20/6).
Bagaimana tidak, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam “Aliansi Mahasiswa Unram Melawan” mendapatkan tindakan represif dari pihak keamanan kampus. Sejumlah massa aksi dipukul, dihantam menggunakan tongkat saat melakukan aksi demonstrasi.
“Saya adalah korban pertama, ketika lagi pada dorong-dorongan tiba-tiba saya ditarik, mungkin karena saya didepan kan,” ungkap F, salah satu mahasiswa Unram yang menjadi korban kepada mediaunram.com.
“Saya dipukul pakai tongkat, langsung saya jatuh. Setelah itu saya diinjak-injak lagi oleh satpam itu,” lanjutnya.
Karena kejadian itu F dibawa ke Rumah Sakit Universitas Mataram.
Ungkapan senada juga disampaikan oleh Ketua BEM Unram selaku Koordinator Umum Aksi, Martoni Ira Malik.
Martoni mengkau dicekik dan ditendang dibagian perut oleh Satpam Unram.
“Saya kan pas mau melerai massa aksi dengan satpam, saya langsung dicekik terus ditendang dua kali. Akhirnya saya jatuh udah gak bisa nafas,” kata Martoni.
Bukan hanya sekali, Martoni selaku Koordinator Umum aksi juga dicari hingga menjelang aksi berakhir.
“Pas keadaan sudah tidak kondusif, saya jagain massa aksi yang dikejar dan dihantam. Saya tiba-tiba ditendang dua kali, sampai saya diangkut oleh teman-teman yang lain,” sambungnya.
Kronologi insiden pemukulan tersebut dimulai tepat pada pukul 10.36 Wita. Ketika massa aksi baru beberapa saat memasuki gerbang Rektorat Unram.
Aksi tersebut menuntut Rektor Unram untuk segera menyelsaikan permasalahan yang ada di Unram. Mulai dari penyesuaian biaya daftar mandiri yang dianggap terlalu mahal, penyelsaian beberapa kasus pelecehan seksual, hingga perbaikan fasilitas kampus.
Menurut pengamatan mediaunram.com di lapangan, pihak keamanan unram tidak memberikan massa aksi untuk melanjutkan langkah kakinya menuju depan Gedung Rektorat Unram.
Oleh sebab itu, massa aksi dengan pihak keamanan Unram melakukan beberapa gesekan hingga saling dorong-mendorong.
Keadaan semakin memanas, hingga terjadi bentrokan antara massa aksi dengan pihak keamanan Unram yang berujung pada pemukulan oleh pihak keamanan.
Keadaan mulai tak terbendung, beberapa massa aksi menjadi sasaran bogem oleh pihak keamanan Unram.
“Saya kan lagi menyelamatkan massa aksi yang di pukul, saat itu dia sendirian di pukul. Nah pada saat itu saya yang kena pukul sama satpam, saya dijatuhin, pas jatuh diinjak lagi,” ucap NA.Â
Karena kejadian itu, NA sempat diangkut oleh beberapa massa aksi yang lain.
Bukan hanya NA, kejadian serupa juga menimpa H. Menurut penuturan H, ia kala itu tidak melakukan apa-apa namun oleh pihak keamanan Unram, ia tiba-tiba ditarik dan dipukul.
“Saya cuma ngelihat doang, gak ikut campur, tapi saya malah dihampiri sama 3 satpam, salah satu satpam narik saya terus cekik saya, mereka memukuli saya terus saya disundul pakai kepalanya,” tutur H.
“Pas melerai tiba-tiba saya dikejar, terus saya dilempar pakai tongkat, dikejar lagi sampai keluar Unram,” beber J melanjutkan pernyataan H.
Setelah beberapa saat, massa aksi dengan pihak kemanan unram mulai kondusif.
Namun keadaan memuncak ketika ba’da zuhur, massa aksi yang belum juga ditemui oleh Rektor Unram kembali bergesakan dengan pihak keamanan unram.
Keadaan semakin memanas hingga terjadi pengejaran terhadap massa aksi oleh Satpam Unram. Beberapa massa aksi mendapatkan pukulan dan tendangan dari satpam unram.
Hingga saat ini pihak aliansi terus mendata para demonstran yang mendapatkan tindakan represifitas dari satpam Unram. (Zhr)