MATARAM, MEDIA – Sejumlah orang yang terlibat dalam Aliansi Rakyat NTB Menggugat mendatangi Gedung Gubernur NTB, Kamis, (1/9). Aksi tersebut dilakukan untuk memperingati usia Kota Mataram ke 29.
“Sebagai ibu kota Provinsi NTB, masih banyak problematika yang harus diselesaikan, mulai persoalan anak jalanan, pengemis, pengangguran, alih fungsi lahan, keamanan, tata ruang kota, dan berbagai persoalan lainnya,” ungkap salah satu orator.
Dalam aksi tersebut, mereka membawa tujuh tuntutan, yakni:
1. Menuntut dan mendesak pemerintah provinsi ntb untuk membuka data keberhasilan program zero waste yang dicanangkan dalam program NTB Gemilang di masa akhir kepemimpinan Zul-Rohmi.
2. Menuntut dan mendesak pemerintah provinsi untuk membuka pengalokasian anggaran program zero waste yang dicanangkan dalam program NTB Gemilang di akhir kepemimpinan Zul-Rohmi
3. Menuntut dan mendesak pemerintah provinsi untuk membuka data keberhasilan industrialisasi di akhir kepemimpinan zul rohmi yang dicanangkan dalam program NTB Gemilang
4. Menuntut dan mendesak Pemprov NTB untuk segera menyelesaikan persoalan penyakit mulut & kuku yang terjadi di NTB.
5. Menuntut dan mendesak pemerintah provinsi untuk serius dan segera menjalankan segala janji-janji kampanye yang dicanangkan ketika pencalonan pilgub 2019
6. Mendesak pemerinta provinsi ntb untuk melakukan pemerataan pendidikan di setiap kabupaten dan kota yang ada di NTB.
7. Mengecam pemprov atas kegagalan dalam menjalankan program Zero Waste dan Industrialisasi di provinsi NTB
Setelah melakukan orasi dan menyampaikan tuntutan, massa aksi tidak ditemui gubernur maupun pihak pemerintah provinsi. Massa aksi membubarkan diri dengan tertib pukul sekitar pukul 14.10 Wita. (man,in)
berikut situasi selama aksi