Saya adalah mesin; Alat yang digunakan untuk mencapai kepentingan segelintir orang (kelompok). Saya adalah manusia yang menjadi (dijadikan) kendaraan oleh sekelompok manusia lainnya. Manusia yang kemanusiaannya telah dimanfaatkan.
Saya adalah manusia; Makhluk yang diberi akal dan pikiran. Akan tetapi, akal dan pikiran digunakan untuk memikirkan dan mewujudkan pemikiran (ideologi) orang lain.
Parahnya, saya tidak menyadari hal itu. Saya sadar, namun tidak memiliki keberanian. Saya memiliki keberanian, namun tak berdaya. Saya memiliki daya, namun tak berani mengambil risiko. Saya berani mengambil risiko, tapi tidak siap dengan konsekuensinya.
***
Saya. Permasalahan dalam diri saya alami tidak hanya itu. lebih condong pada “Aku lebih daripada kalian. Kalian lebih kurang daripada aku.”
Selera manusia berbeda-beda. Perbedaan selera tak bisa dihindari. Manusia memiliki keinginan yang berbeda pula. Perbedaan tersebut tak bisa dihilangkan.
Selera dan keinginan tergantung kepuasan yang ingin dicapai. Meski kita paham, kepuasan manusia tak memiliki ujung. Tak akan pernah ada yang namanya kepuasan yang hakiki.
Tapi, perbedaan selera dan keinginan tersebut tidak boleh menjadi alasan hilangnya harmonis antar sesama. Apalagi sampai menganggap pilihan, selera dan keinginan lebih baik daripada pilihan, selera dan keinginan orang lain.
Khan, 2022