Lotim, MEDIA— Tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) BEM Fakultas Peternakan adakan pelatihan kelompok wirausaha peternakan di Desa Boyamare. Jum’at (4/8).
Kegiatan bertajuk “Pelatihan Budidaya Kambing PE sebagai Kambing Dwiguna” tersebut dilaksanakan guna mendorong peningkatan produksi susu kambing Peranakan Etawa (PE) di Desa Boyamare.
Ketua tim PPK ORMAWA, Saddam Isnal Ude mengatakan kegiatan ini terdiri dari Pelatihan Pembuatan Pakan Konsentrat dan Silase serta Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Ternak Kambing.
“Adanya program ini untuk mendorong produksi susu kambing PE sebagai Agribisnis Kambing Perah melalui Teknologi Tepat Guna, artinya teknologi sesuai dengan lingkungan,” ucap mahasiswa semester 7 itu.
Lebih lanjut, Saddam menekankan komitmen bersama tim dan seluruh kelompok wirausaha peternakan, serta pihak terkait agar berkolaborasi nyata untuk menjadikan desa ini sebagai contoh pendongkrak wirausaha peternakan kambing perah.
Kades Boyemare, Muhamad Amin, S. Pd menanggapi antusiasme peternak pada pelatihan ini sangat tinggi dan memiliki potensi untuk bekerja sama melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dengan ketentuan kelompok harus memiliki legalitas yang sah.
“Kami sangat bersyukur atas kegiatan ini, sehubungan dengan masyarakat kami di Desa Boyemare. Hari ini saya lihat antusias kelompok ternak sangat luar biasa, Insyaallah kedepannya Pemerintah Desa memiliki alas hak untuk menganggarkan hal hal yang seperti ini,” jelas Muhamad Amin.
Sementara itu, Praktisi Budidaya Kambing PE, Muhammad Khalid Rozani, S. Pt., menjelaskan pengembangan peternakan harus terus ditingkatkan melalui transfer knowledge dari kampus ke masyarakat terutama peternak.
“Adanya perubahan dan pengembangan peternakan lebih lebih di masyarakat kita, harus kita bantu dari macam – macam elemen, termasuk mahasiswa.” tutur Rozani.
Lanjutnya, Rozani berharap peternak mampu menerapkan formulasi pembuatan pakan dan pemanfaatan limbah kambing PE sebagai pupuk organik menjadi peluang untuk meningkatkan ekonomi peternak.
Lulusan Sarjana S1 Peternakan itu menegaskan kepada mahasiswa, diperlukannya kegiatan yang sustainable untuk membantu pemasaran produk dari kelompok ternak, baik produk kompos maupun produk lainnya.
“Tentu, tidak hanya sampai disini saja, peternak sudah tau peluang – peluang pembuatan pakan, pemanfaatan kompos dan harus ada tindak lanjut dari teman-teman mahasiswa untuk ikut membantu bagaimana hasil produk yang sudah dibuat bisa keluar,” kata Rozani saat hendak meninggalkan lokasi.
Disisi lain, Ketua Kelompok Pandan Gero, Muhammad Irham menerangkan jumlah peternak pada kelompok tersebut sejumlah 32 peternak dan jumlah populasi ternak 350 ekor.
“Kaitannya dengan pelatihan ini, ini sangat mendidik untuk kita yang masih pemula. Pokoknya apapun bentuk-bentuk usaha khususnya di bidang peternakan Insyaallah kita sama-sama memajukan,” ujar Irham. (Ydi)