Tuan, kau datang seolah kau juga korban. Sesederhana itu kau kembali seperti dosa tidak kau genggam. Bukan berarti kau tahuaku sangat mencintaimu laludatang pergimu seenak perasaanmu? Melepasku lalu kembali dengan wajah polosmu, mengucapkan tidak ada perempuan sebaik aku? Enak sekali hidupmu tuan. Kau tak mengerti sekuat apa aku dulu bertahan agar kita tidak saling kehilangan.
Kepada tuan yang dulu pernah aku sayang.
Kepada tuan yang dulu pernah di dalam angan.
Juga kenangan sebatang coklat yang kau berikan waktu itu. Ingatkah? kau tahu, rasanya saat itu akulah perempuan nomer satu di hidupmu. Lantas perempuan mana yang tidak merasa istimewa menerima coklat pertama dari orang yang ia sayang.
Perhatian yang kau perkenankan untuk aku, menjadi cerita-cerita yang selalu aku tuturkan kepada teman dekatku. Bisa saja, dia bosan mendengar ocehanku setiap kali menceritakanmu. Bahwa, kau laki-laki amat menyenangkan, bahwa kau laki-laki yang membuat semestaku begitu mengasikkan. .
Hanya dari sebuah perhatian yang kuterima dengan nyaman, yang coba kuterjemahkan akulah perempuan satu-satunya yang terangan-angan. Tanpa ada perempuan lain kau selip diam-diam dalam angan.
Aku senang karena kau anggap aku ada, sesibuk apapun kau dengan dunia luarmu tetap saja kau menjadikanku tempat pulangmu. Aku terbang dengan khayalan-khayalan luar biasa dan berpikir hubungan ini akan bertahan lama.
Setiap hari kau selalu ada untuk aku, walau hanya melalui obrolan sosial media. Dibuat aku semakin luluh dan jatuh. Selalu terucap dalam semoga kuada namamu di masa depanku.Aku ingin“Kita” tetap terjaga.Iya, kita”Kamudan“Aku”tanpa adatamu yang menyelundup masuk dan kau mempersilahkannya. Tentu, aku percaya dengan sikap yang kau tunjukkan padaku bahwa kau benar-benar menjaga anganku dan tidak melakukan hal sebodoh itu.
Hahaha.Tetapi tunggu sebentar.Ternyata aku salah, ini tidak pernah dalam bayanganku.Aku salah besar, Kepercayaanku hanya kau anggap lelucon semata. Setelah orang ketiga itu hadir di hidupmu, dan kau bersedia mempersilahkannya masuk tanpa memikirkan aku yang hancur sendirian. Dia memberimu apa yang tidak aku miliki, dia membuat drama-drama manis dan kau senang dengan pertunjukkannya.
Aku ingat sekali bagaimana kau mencampakkanku demi memilih orang ketiga itu, kau lepaskan genggamanmu dari tanganku dengan alasan kau dan aku telah berbeda haluan, kau mengatakan kau menyayangiku. Tetapi kenapa kau lepaskan genggaman tangan kita? Dan memilih orang ketiga itu?Aku kira aku satu-satunya, nyatanya ada dia.
Mungkin aku saja yang ingin memilikimu, sedangkan kau memang tidak pernah benar-benar untuk aku atau mungkin orang ketiga itu sudah ada saat hubungan kita belum dan sudah dimulai dan aku tidak tahu. Ya, bisa saja. hhha
Awalnya aku bersikeras aku harus jaga hubungan ini, hubungan yang sudah ditata rapi, tapi hancur sendiri oleh salah satu yang menata. Aku terus dengan segala pertanyaanku “Kenapa?” kenapa ingin mengakhiri?,ternyata keputusanmu tetap sama kau lebih senang dengan pertunjukan dramanya.
Perasaanku sudah tidak lagi dalam anganmu. Kau yang menghancurkanku tapi aku yang harus bangkit sendirian.Pikiranku hanya satu, goblok sekali menjadi perempuan tidak bisa menjaga pasangannya.
Teruntuk orang ketiga, sungguh kamu keterlaluan. Kita sama-sama perempuan, tidakkah kamu berpikir jika yang kualami terjadi padamu? Terimakasih telah membongkar dia bukanlah laki-laki baik. Terimakasih telah memberiku pengertian yang membuat nyaman juga bisa mempermainkan.
Aku memilih mundur, karena memaksakan perasaannya hanya kepadaku bukan kuasaku. Semoga tidak ada lagi penyusup di antara kalian, jangan sampai kamu tahu rasanya menjadi aku. Karena sakitnya dikhianati itu luar biasa.
Kepada tuan, akibatnya sudah didapatkan. Karma itu berlaku, tuan. Dulu yang mendua adalah kau, jangan salahkan siapapun jikasekarang kau yang diduakan. Kau membuatku terpuruk begitu kejam, kini kau yang terpuruk berkalilipat kejamnya.
Kau jadikan perasaanku drama komedi yang bisa kau tertawakan, sekarang cintamu ikut pula ditertawakan olehnya.
Karma itu nyata, tuan.
Ketika kau menciptakan luka, sebenarnya kau hanya menciptakan hal serupa kepada dirimu sendiri. Kini kau kembali hadir menawarkan perasaan yang dulu aku dambakan.
Maaf tuan, Harsarku sudah tidak lagi padamu.
Rafika Miatul S.