Oleh: El
Awan bergemuruh, mencipta tumpukan hitam yang siap memuntahkan hujan. Sedang binar mata yg membentuk sungai di pelupuknya ini, terus saja menatap nanar pada mega-mega yang agaknya sebentar lagi runtuh.
“Ibu, kau baik saja di sana? Tuhan memberikan apa yang ku minta?” Lirihku seakan ibu akan menjawab.
Ku kais lagi tumpukan memoar bersama ibu yang mungkin masih bisa ku ingat lagi. Namun, nihil.
“Apa Tuhan mau menerima doaku?” Tanyaku sadar diri.
Kupandangi tubuh kurusku, baju yang tak sampai menutup paha, juga riasan yang menutup sedihku.
“Apa Tuhan menerima doa dari seorang lacur ibu?”
Terpaku, dan kembali ke gang sempit dibalik tubuh. Para lelaki itu sudah menunggu untuk merobek semua kehinaanku.
2022