Media Unram – Memasuki masa new normal, Dinas Pariwisata (Dispar) kembali membuka destinasi wisata Loang Baloq pada Juni lalu. Para pedagang setempat seakan memiliki “angin segar” untuk berjualan seperti biasa.
Meski begitu, untuk memasuki wilayah tersebut, para pengunjung diharuskan menggunakan masker.
Selain penerapan proktol kesehatan, Dispar juga menyarankan adanya pembatasan jumlah pengunjung. Hal itu diungkapkan oleh salah satu pihak keamanan yang namanya tidak ingin disebutkan.
“Karena itu pantai Loang Baloq hanya menerima 50 persen pengunjung dari kapasitas biasanya,” katanya saat ditemui Media Unram, Minggu (18/10).
Sebelumnya, NTB menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan begitu, tentu membawa dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat.
Tak terkecuali para pedagang yang ada di pantai Loang Baloq, Heri. “Meskipun begitu, saya masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu bantuan dari pemerintah juga cukup meringankan beban saya,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, anggota media juga menemui pedagang yang lain, Zubaidah. Ia merasa sangat kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya saat ini.
“Terlebih suami saya kehilangan pekerjaan akibat pandemi ini dan saya juga harus membiayai sekolah anak-anak. Jadi harapan saya satu-satunya hanya berdagang,” ungkapnya.
Dengan berangsur-angsur dibukanya lokasi wisata oleh Dispar tentunya menjadi angin segar bagi para pedagang. Meskipun jumlah pengunjung diperkirakan hanya seperempat dari jumlah biasanya. Tapi jika dibandingkan dengan periode awal pandemi, jumlah ini sangat lumayan.
Para pedagang berharap pandemi ini segera berlalu agar sektor pariwisata bisa kembali normal, sehingga omzet yang didapatkan bisa memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. (K3)