Mataram, MEDIA – Salah satu kantin di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB terancam akan di relokasi, hal tersebut memancing perlawanan mahasiswa hingga muncul poster ‘Tolak Penggusuran,’ Senin (1/10).
Menurut mahasiswa bernama Jul, Poster ‘Tolak Penggusuran’ sudah di tempel di beberada sudut kampus agar mahasiswa yang lain lebih peka terhadap permasalahan kampus.
“Tujuan di tempel poster tersebut sama di tempat yang strategis itu untuk mahasiswa disini Bisa mengetahui bukan hanya terkait masalah kip kuliah yang bermasalah bahwasanya kampus juga tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi Bi kantin,” ungkap Jul.
Tidak hanya itu, menurut Jul poster tersebut juga kritik terhadap mahasiswa yang hanya diam melihat permasalahan ini.
“Agar mahasiswa lain juga mengetahui permasalahan yang terjadi di kampusnya sendiri, tidak hanya bilang berani tapi ga mau bersimpati,” tegas Jul.
Menurut penuturan Nur selaku pemilik kantin, ia bahkan sudah kali ketiga direlokasi oleh pihak kampus, namun dalam pelaksanaannya tidak ada kompensasi yang diberikan hanya berupa penyediaan lahan saja.
“Udah berapa kali dipindah tapi janjinya aja mau dibikinin kantin, janjinya mau di bangun dan di ganti Tapi sampe sampai sekarang janji mau di tata tidak ada,” ucapnya.
Padahal sejak 1960 orang tua dari N sudah menetap lebih dulu di area kampus tersebut.
“Orang tua saya dulukan, bahkan sebelum menikah udah tinggal disini dari tahun 60an, Masih di sini ada kebun sawah, belum ada bangunan sedikit pun,” tutur Nur.
“Pas ada yayasan, dan orang tua di suruh kelola yayasan ini dan mengabdi di sini. Dulu ada sekolah SMP, SMA dan orang tua sering bantu-bantu Tanpa upah,” sambungnya.
Disamping itu, Orang tua dan kakak dari Nur yang sudah lebih dulu berjualan di kantin tersebut kini sudah tidak bisa lagi berjualan karena faktor usia dan kondisi kesehatan.
“Seandainya di bongkar lagi saya trauma, karna sering pindah, karna saya nafkahi keluarga Sama kakak saya yang lagi sakit Walaupun suami saya kerja tapi tidak mencukupi dengan biaya anak juga karna butuh biaya sekolah, biaya hidup,” imbuhnya.
Hingga berita ini diterbitkan, masih belum ada kejelasan dari pihak kampus mengenai kompensasi relokasi ini. Beberapa tim MEDIA sudah mencoba menghubungi pihak kampus namun hingga saat ini belum juga ada tanggapan.
Menanggapi kondisi tersebut, Jul berharap supaya pihak kampus memberikan kejelasan mengenai relokasi yang akan dilaksanakan.
“Itu mungkin harus di perhatikan lebih oleh pihak kampus, sangat disayangkan jika kantin tersebut di gusur dengan tidak ada kejelasannya tempat untuk relokasi, sama halnya kayak kita lagi beli kucing dalam karung,” terangnya.
“Intinya walaupun akan tetap di gusur, berikan tempat untuk relokasi yang layak, dan juga pihak kampus harus membantu untuk membangun, bukan berarti menunjukan ini tempat relokasinya saja,” tambah Jul. (Zhr)