Menurut ahli sosiologi Lowis Cosser, konflik sosial didefinisikan sebagai suatu perjuangan terhadap nilai dan pengakuan terhadap status yang langka, kemudian kekuasaan dan sumber-sumber pertentangan dinetralisir atau dieliminir saingannya. Konflik di Timur Tengah antara Israel-Palestina kembali memanas beberapa minggu belakangan ini. Konflik ini dipicu oleh adanya serangan yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Palestina di Masjid Al – Aqsa Yerussalem. Serangan yang dilakukan Israel kemudian dibalas oleh serangan roket dari para pejuang di Jalur Gaza. Tak mau kalah, Israel kembali menyerang melalui serangan udara, ratusan orang termasuk anak-anak tewas serta ribuan warga luka-luka.
Tidak dapat dipungkiri, konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung sejak 1948 ini telah menjadi sorotan di seluruh belahan dunia. Serangan demi serangan yang dilakukan oleh Israel kepada Palestina, membuat sejumlah negara seperti Rusia, Maroko, Turki, Bangladesh turut berduka dan berdoa untuk Palestina. Beberapa negara seperti Indonesia juga merespon dengan berbagai tindakan seperti bahu membahu mengumpulkan bantuan untuk warga Palestina. Ini adalah bukti kepedulian masyarakat Indonesia terhadap warga Negara Palestina, lebih dari pada itu sejarah telah mencatat dahulu bahwa negara yang pertama kali mengakui Negara Indonesia berdaulat adalah Negara Palestina yang kemudian disusul oleh beberapa negara seperti mesir dan lain-lain. Itulah yang menyebabkan hubungan antara Indonesia dan Palestina terus terjalin hingga saat ini.
Dalam disiplin ilmu sosiologi ada yang dikenal dengan teori tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan prilaku yang dilakukan oleh individu dengan mempertimbangkan interpretative atas situasi, interaksi, dan hubungan sosial yang berkaitan dengan preferensi nilai, kepercayaan, kultur, kesepakatan, ide, kebiasaan dan lainnya yang dimiliki oleh individu. Max Wabber selaku tokoh dari teori tindakan sosial, membagi menjadi empat tindakan sosial, diantaranya:
- Tindakan rasional biasa juga disebut tindakan instrumental tujuan. Artinya bahwa tindakan sosial yang dilakukan oleh individu dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan yang dipikirkan sebelumnya.
- Tindakan berorientasi nilai. Tindakan sosial yang dilakukan mempertimbangkan nilai. Artinya bahwa tindakan yang dilakukannya mempertimbangkan baik buruknya, benar atau wajar dalam masyarakat.
- Tindakan afektif. Tindakan sosial ini didasarkan atas keterlekatan emosional. Pertimbangan rasional meliputi perasaan seperti; marah, sedih, cinta, empati, simpati, bahagia, kasihan dan lainnya.
- Tindakan tradisional. Tindakan ini menggunakan tradisi, custom atau adat kebiasaan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan teori tindakan sosial Max Wabber, maka dapat dianalisa bahwa tindakan yang dilakukan masyarakat dengan turut berduka, berdoa, dan melakukan aksi penggalangan dana untuk Palestina adalah tindakan berorientasi nilai dan tindakan afekif. Masyarakat bertindak dengan mempertimbangkan baik buruknya sehingga tergerak melakukan tindakan tersebut inilah yang disebut tindakan berorientasi nilai. Kemudian masyarakat bertindak pula atas dasar emosional yang dalam hal ini adanya rasa cinta empati, simpati, kasihan terhadap masyarakat Palestina inilah yang disebut dengan tindakan afektif.
Bijak Bermedia Sosial
Informasi atau berita seputar Konflik Israel-Palestina dapat begitu cepat dicari dan ditemui. Namun yang menjadi problematika (masalah) adalah arus informasi yang begitu cepat ditemui ini tak jarang membuat seseorang berhadapan dengan hukum. Mengapa itu bisa terjadi? Karna ketidakmampuannya menggunakan media sosial dengan bijak dan baik. Maka, hendaknya bijaklah bermedia sosial, apabila mendapatkan informasi atau berita lakukanlah beberapa hal: Pertama, periksa terlebih dahulu kebenarannya informasi atau berita yang dishare (sebar), jangan sampai kemudian menimbulkan keresahan di tengah masyarakat karna ternyata berita yang didapat lalu dishare itu adalah hoax (berita bohong); Kedua sampaikan, bagilah berita yang memberikan ketenangan, kenyamanan bagi para pembaca. Jangan kemudian membagi sebuah informasi atau berita yang menimbulkan keresahan di masyarakat.