Lombok Barat, Laporan Michael Waroy
Menunjang perkembangan dan kemajuan pembangunan di daerah, khususnya daerah tertinggal harus melibatkan seluruh elemen. Tidak terkecuali perempuan. Peran perempuan tidak boleh dilepaskan dari setiap permasalahan yang ada.
Namun kenyataannya, akhir-akhir ini perempuan justru menjadi salah satu korban ketimpangan di lingkungan masyarakat.
Berangkat dari hal tersebut, tim mediaunram.com memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengabdian masyarakat yang diadakan program studi (Prodi) Sosiologi Universitas Mataram (Unram) di Dusun Medang, Desa Sekotong Barat, Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Kegiatan ini diketuai oleh Maya Atri Komalasari, S.Sos., M.A., dengan anggota Ir. Rosyadi Husaini Sayuti, M.Sc. Ph.D, dan Azhari Evendi, S.Sos., MA.
Maya mengatakan, dengan meningkatkan peran perempuan pesisir dianggap sebagai salah satu solusi untuk menunjang pembangunan dan menyelesaikan masalah ketimpangan sosial.
“Kegiatan pengabdian ini menarik karena ketimpangan yang terjadi di pesisir dan itu tentunya berdampak pada perempuan,” kata Maya Sabtu (16/7).
Dampak tersebut lanjut Maya, bisa dilihat dari belum optimalnya peran perempuan dalam pembangunan di Desa Sekotong.
“Upaya meningkatkan peran perempuan pesisir, menyusun strategi dalam pembangunan perlu dilakukan. Dengan penguatan kepercayaan diri sebagai pondasi dasar, perempuan berani menyuarakan aspirasinya sehingga terlibat dalam berbagai proses pembangunan,” lanjutnya.
Kenapa Memilih Desa Sekotong Barat?
Menjawab pertanyaan itu, Maya menjelaskan Desa Sekotong Barat merupakan salah satu daerah tertinggal di Nusa Tenggara Barat. Hal itu dibuktikan dari pesisir Desa Sekotong Barat jauh dari kata memenuhi.
“Masih menghadapi berbagai kendala, seperti akses, transportasi dan informasi,” sebutnya.
Sebagai informasi, jarak dari Kota Mataram ke Dusun Medang, Sekotong Barat sejauh 41 kilometer. Sebelum menuju lokasi, anggota media berangkat dari Banyumulek menuju Pantai Cemara dan bertemu panitia. Perjalanan memakan waktu sekitar 25 menit. Kemudian, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan sampan menuju Dusun Medang, Desa Sekotong Barat memakan waktu sekitar 10 hingga 15 menit.
Menariknya, lokasi kegiatan berada persis di tepi pantai Teluk Gok, Sekotong Barat.
Meski dihadapkan dengan berbagai kekurangan, namun semangat masyarakat sekitar tidak berkurang. Menurut pengamatan mediaunram.com di lokasi, antusias masyarakat sangat tinggi. Dari kejauhan, pantauan media melihat para peserta setia menunggu kedatangan kami.
“Respon peserta pengabdian yang terdiri dari perempuan, ibu-ibu, remaja putri yang sangat antusias. Mereka datang sejak pagi, dan meski terkendala teknis tetap mereka sabar menunggu bahkan juga aktif dalam berdiskusi,” ungkap Maya.
Alhasil, upaya Maya dan timnya membuahkan hasil. Hal itu terbukti dari meningkatnya pengetahuan masyarakat, khususnya perempuan pesisir.
“Harapannya mampu terlibat dalam proses dan program pembangunan,” pungkasnya.