29.5 C
Mataram
Friday, October 4, 2024
spot_img

Tanggapi Opini Feminisme BEM Unram, Mantan Aktivis Kampus; Perbaiki Dulu Nalarnya!

MATARAM, MEDIAUnram.com – Beberapa hari lalu, jagat maya dihebohkan oleh akun Instagram resmi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mataram (Unram) @bemunram yang mengunggah konten opini perihal gerakan feminisme.

Sebelumnya, postingan tersebut terlebih dahulu diunggah oleh akun Instagram @forumperempuanunram, sebuah akun Instagram di bawah naungan Menteri Pemberdayaan Perempuan BEM Unram.
 
Sebaris gagasan dalam konten tersebut bertuliskan: “Feminisme meniadakan fitrah perempuan. Fitrah perempuan yang menjadi hamba solehah, istri yang mematuhi suami dalam hal kebaikan, mendidik anak, bermanfaat bagi semesta.”
 
Karena postingan tersebut, akun Instagram @ forumperempuanunram dan @bemunram mendapatkan beragam tanggapan dan kritik.
 
Konten tersebut menuai kritik dari berbagai kalangan, salah satunya dari mantan aktivis Unram, Ilda Karwayu. “Coba dirapikan dulu nalarnya!” selorohnya saat dihubungi Mediaunram.com via WhatsApp.
 
Wanita yang akrab disapa Ilda itu mengaku tidak menemukan premis yang jelas pada konten tersebut. Menurutnya, dalam menyampaikan gagasannya terhadap satu gerakan, BEM Unram terlalu mengedepankan pemikiran Islam.
 
“Ini BEM atau LDK berkedok BEM? Islam banget sudut pandangnya,” ujar alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) itu.
 
Lebih jauh Ilda mengatakan, sebelum menulis dan mengunggah konten tersebut, seharusnya pihak BEM Unram melakukan pembacaan lebih mendalam, serta memisahkan antara prinsip/visi pribadi dan visi organisasi.
 
“Organisasi macam BEM begitu, apa nggak malu bersikap ekslusif (mengusung pandangan keyakinan tertentu) dalam menyampaikan gagasannya?”
 
Ilda pun kemudian tak habis pikir, “Bagaimana bisa mereka menyetarakan Feminisme Sosialis yang merupakan perluasan dari Feminisme Marxis?”
Berangkat dari situ, ia menyarankan Forum Perempuan Unram untuk melatih nalar dan memperluas referensi.
 
“Di Instagram itu ada @velmadotme yang konten-kontennya berbasis science as a framework, atau bisa juga main ZenCore di aplikasi Zenius,” jelasnya.
 
Tak hanya itu, ia pun menyarankan forum yang berada di bawah naungan BEM Unram itu untuk menilik berita dari media berkredibilitas, serta membaca beragam buku, di antaranya, Gen karya Siddhartha Mukherjee, Beauvoir Melintas Abad karya Ester Lianawati, The Second Sex karya Simone de Beauvoir.

Selanjutnya, dapat pula mereka berdiskusi dengan lingkaran dari berbagai core values, sehingga pemikiran dan wawasan jadi lebih terbuka. “ Nggak macam katak dalam tempurung.”

Foto: Instagram @ildakarwayu

 
“Melatih nalar itu emang nggak bisa singkat, tapi bukan berarti mustahil,” lanjut perempuan yang kini berprofesi sebagai guru di salah satu lembaga bahasa itu.
 
Terkait ramainya kritikan terhadap konten tersebut, MEDIAUnram.com juga menghubungi Surya Arafah, Koordinator Forum Pemberdayaan Perempuan Unram untuk diminta tanggapannya. Awalnya, pesan dibalas. “Hehe. Memang begitu konsekuensinya,” katanya.
 
Namun, saat ditanya lebih lanjut perihal dihapusnya konten feminisme, dan kemudian akun @forumperempuanunram diubah jadi private, Surya Arafah tidak menjawab; pesan MEDIAUnram.com hanya dibaca.
 
Selain itu, MEDIAUnram.com juga menghubungi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen), Dian Pertiwi Sari. Dia mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan jawaban secara lembaga. “Jadi saya tidak akan memberikan jawaban apapun  di sini (via WhatsApp),” katanya. (Khn)

Media
Mediahttps://mediaunram.com
MEDIA merupakan unit kegiatan mahasiswa (UKM) Universitas Mataram yang bergerak di bidang jurnalistik dan penalaran.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

20,000FansLike
1,930FollowersFollow
35,000FollowersFollow

Latest Articles