MATARAM, MEDIA – Universitas Mataram (Unram) menolak kedatangan pakar filsafat Rocky Gerung, Senin (29/8) lalu. Hal itu menimbulkan pertanyaan dibeberapa kalangan, mengapa universitas terbaik di NTB itu menolak kehadirannya?
Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pengawal Ideologi Bangsa (PIB) Unram, Adrian Islah Perdana mengatakan, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Prof Enny Yuliani mengkhawatirkan hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kita belum siap menerima itu karena ada hal-hal yang ditakutkan,” ucapnya mengutip pernyataan Prof Enny kepada mediaunram.com, via WhatsApp.
Pria yang akrab disapa Ardian mengatakan, birokrasi universitas terbaik di NTB takut mahasiswa semakin kritis. Menurutnya, saat ini Unram lebih parah dari masa orde baru. Pihak birokrasi anti kritik, tidak berani menerima kebebasan berpikir.
“Sudah 24 tahun reformasi, Unram hari ini mundur ke masa orde baru, miris,” tegas mahasiswa fakultas hukum tersebut.
Adrian menambahkan, meskipun tergolong kampus negeri, namun Unram masih kalah dengan kampus swasta. “Di luar sana bisa menerima narasumber nasional dengan baik, meskipun ada perbedaan cara berpikir,” sambungnya.
Sebelumnya, Adrian juga dan rekan-rekan PIB melakukan audiensi dengan Wakil Rektor III terkait kegiatan Seminar Nasional bertajuk “Titik Nol Penegakan Hukum dan Keadilan” dengan narasumber nasional yaitu Rocky Gerung dan Bivitri Susanti.
Sementara itu, Wakil Rektor III enggan berpendapat saat dihubungi tim mediaunram.com. Hingga berita ini terbit, pesan WhatsApp yang dikirim hanya dibaca saja.
Diketahui, seminar nasional rencananya berlangsung pada tanggal 16 September, di Gedung Dome Unram. Meski acara tidak dapat dilaksanakan di kampus, pihak pelaksana akan tetap melaksanakan kegiatan di luar kampus.
“Kami akan rapatkan dulu,” ungkap adrian.
Kegiatan merupakan kolaborasi antara dua lembaga mahasiswa, yaitu UKM PIB Universitas Mataram dan Forum Mahasiswa Hukum Sumbawa (FMHS). (zhr)