Unram, MEDIA – Meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax mengubah selera sebagian besar masyarakat, tidak terkecuali mahasiswa.
Sejak harga Pertamax naik pada 1 April lalu, sejumlah mahasiswa lebih memilih menggunakan Pertalite.
“Sebelumnya saya selalu memakai Pertamax. Tapi sekarang saya lebih baik memakai Pertalite,” ungkap salah satu mahasiswa Unram Risky Amin Al Qadry kepada mediaunram.com, Rabu (6/4).
Saat ditemui di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unram, mahasiswa jurusan Sosiologi ini mengaku, dirinya beralih menggunakan Pertalite karena harganya lebih mudah dijangkau dari Pertamax.
“Harga Pertamax terlalu mahal, tidak sesuai dengan isi dompet,” jelas pria yang akrab disapa Risky ini.
Risky juga mengaku, dirinya tidak terlalu mempermasalahkan meningkatnya harga Pertamax. Karena menurutnya, kondisi perekonomian negara memang sedang tidak stabil.
Meski begitu, pria kelahiran Lombok Tengah ini berharap, pemerintah mampu menstabilkan harga BBM jenis Pertamax diturunkan, sesuai harga sebelumnya, agar mampu dijangkau seluruh elemen masyarakat termasuk mahasiswa.
Seperti diketahui, pada 1 April lalu pemerintah meresmikan harga Pertamax menjadi Rp12.500 perliter dimana sebelumnya Rp9.000 perliter. Hal tentu membuat masyarakat menderita. Dimana mereka sebelumnya terbiasa biasa menggunakan Pertamax, kini harus beralih ke Pertalite karena harga yang tidak sesuai dengan kemampuan mereka.
“Semoga harganya diturunkan, paling tidak 50 persen dari harga kenaikannya. Atau paling tidak kita diberikan keringanan, walaupun kita tau perekonomian negara sedang tidak baik,” katanya. (kjr)