Unram, MEDIA – “Ibu kita bersama adalah seorang perempuan, kita tidak akan tau jika kasus seperti ini dibiarkan saja mungkin sanak kerabat kita bisa terkena kasus yang menimpa korban.”
“Ini bukan tentang eksistensi lembaga BEM atau lembaga terkait gerakan ini, namun panggilan moral bagi rekan-rekan mahasiswa yang masih merasa hidup moralnya. Mari hidup dan jangan hanya sekedar bernafas , kita tunaikan dengan hormat pada aksi besok tanpa anarkisme,” Martoni Ira Malik, Ketua Bem Universitas Mataram.
Itulah pesan singkat Martoni Ira Malik, Ketua Bem Universitas Mataram, menjelang aksi geruduk Polda Ntb yang diagendakan Selasa (21/3).
Aksi yang dinaungi oleh mahasiswa dan dosen ini tergabung dalam aliansi anti kekerasan seksual (Alaska). Diantaranya ada Lpw Ntb, Senyum Puan, BEM Se – Universitas Mataram, Formapi, PBH Mangandar, Satgas PPKS dan Laboratorium hukum Unram.
Aksi ini merupakan aksi lanjutan dari aksi 22 Desember 2022 lalu Terkait kekerasan seksual yang dilakukan oleh dosen gadungan di FH. Aksi terhadap kasus kekerasan seksual yang menyebabkan korban pingsan dan tidak berdaya ini sampai sekarang belum juga diatensi oleh pihak Polda Ntb, padahal jarak aksi pertama dengan sekarang sekitar tiga (3) bulan lamanya.
“Besok adalah aksi ALASKA yang ke dua terkait dengan kasus predator seksual yang dilakukan oleh oknum Dosen Gadungan yg tak kunjung diseriusi oleh POLDA NTB,” ungkap salah seorang akademisi Fh unram sekaligus pelopor gerakan ini, Zuhaeri.
Goals utama dari aksi ini adalah, mendesak Polda Ntb untuk Menaikan kasus kekerasan seksual pada tahap penyidikan, dan proses tuntas sesuai dengan prinsip dan ketentuan hukum pidana terhadap pelaku predator seksual. Serta berikan jaminan perlindungan terhadap korban kekerasan seksual.
“Jika Kapolda Ntb tidak keluar artinya dia memang tidak punya itikad baik dalam menuntaskan kasus ini. kita dari Alaska akan melaporkan sikap tersebut ke KAPOLRI,” sambung dosen hukum bisnis tersebut.
Bukan hanya itu, Kapolda Ntb didesak untuk memberikan tanggung jawab moral terhadap kerugian korban dan masyarakat akibat proses hukum yang tidak adil.
Buruknya pelayanan seperti proses perkara yang lambat sampai banyak kasus-kasus pelecehan kecil yang tidak pernah diatensi juga menjadi tuntutan dari aksi ini.
“Goals dari aksi ini bukan hanya sekedar untuk menyuarakan hak perempuan dan meminta penanganan kasus ini segera dituntaskan, tapi ada moralitas yang terpanggil,” kata Martoni Ira Malik selaku Ketua Bem Unram terpilih.
“Kita akan terus kawal jika memang jawaban masih normatif, bukan hanya sekedar gerakan masa yang akan kita tambah tapi skema baru untuk menuntaskan kasus ini,” lanjutnya.
Untuk memobilisasi massa, pihak Bem Fh Unram juga mengungkapkan bahwa ia akan totalitas. Rikiandi Sopian Maulana atas nama BEM Fh Unram menyatakan sikap siap bersama pasukan untuk aksi dihari selasa.
“Untuk menciptakan euforia masa, meskipun yang memiliki kewenangan meliburkan itu setau saya hanya Rektor atau Pejabat tertentu. Tetapi ada beberapa dosen yg tidak mengalpakan mahasiswa yang turun aksi, dosen-dosen tersebut mendukung aksi kita di Polda,” Jelasnya.
Begitu pula dengan Bem Unram, Martoni Ira Malik selaku ketua juga mengatakan sikap siap bersama pasukan untuk menggeruduk Polda Ntb besok.
“ini panggilan moral dan saya rasa moralitas seperti ini jauh lebih penting dibandingkan 3-4 SKS di kelas. Sesekali Mahasiswa harus menunjukkan sikap tanggung jawab moral kita sesama almamater,” tegasnya.
Aksi ini direncanakan mulai pada pukul 08.00 Wita – tuntutan diterima. Dengan tujuan utama Gedung Polisi Daerah Nusa Tenggara Barat. (Zhr)