Mataram, MEDIA – Aksi geruduk polda Ntb, Massa aksi gelar pemotongan kue untuk memperingati satu tahun kasus tak kunjung ditangani, Selasa (21/3).
Pemotongan kue ini dilakukan untuk memperingati kasus pelecehan seksual di Nusa Tenggara Barat yang selama satu tahun tak kunjung dilanjutkan, hanya berhenti di tahap penyidikan saja.
“Pas hari ini satu tahun kasus pelecehan seksual tapi tidak dilanjutkan. Saya sendiri yang menginisiasi sebab saya yang mendampingi adek-adek dari awal, makanya ini bentuk protes saya sebagai pendamping untuk mengantar kue ke Polda,” ungkap dosen sekaligus pendamping korban kasus pelecehan seksual di Fh Unram, Alvina Satriawan.
“kasus sudah naik, pelaku sudah mengaku, tapi sampai sekarang tidak ada kelanjutan dalam kasus ini,” sambungnya.
Aksi yang dinaungi oleh mahasiswa dan dosen ini tergabung dalam Aliansi Anti Kekerasan Seksual (ALASKA). Diantaranya Lpw Ntb, Senyum Puan, BEM Se – Universitas Mataram, Formappi, PBH Mangandar, Satgas PPKS dan Laboratorium Hukum Unram.
Goal utama dari aksi ini adalah untuk mendesak Polda Ntb untuk menaikkan kasus kekerasan seksual pada tahap penyidikan, dan proses tuntas seusai dengan prinsip dan ketentuan hukum pidana terhadap pelaku predator seksual. Serta berikan jaminan perlindungan terhadap korban kekerasan seksual.
Kapolda Ntb juga juga didesak untuk memberikan tanggung jawab moral terhadap kerugian korban dan masyarakat akibat proses hukum yang tidak adil.
Menurut pengamatan MEDIAUnram.com, massa aksi mulai melakukan orasi sejak pukul 09.00 Wita. Namun Kapolda Irjen Pol Djoko Poerwanto tak kunjung menemui massa aksi. “Ada undangan nonton Ogoh-ogoh di cakra,” kata salah seorang perwakilan Polda.
Menjelang zuhur Kapolda tak kunjung keluar, massa aksi dengan geramnya memaksa masuk dengan mendorong gerbang hingga salah satu massa aksi terdorong masuk. Namun miris, bukannya mengamankan dengan baik-baik Aparat polisi justru memukuli dan mengeroyok massa aksi tersebut.
Tidak puas dengan mendorong gerbang, massa aksi juga membuat lingkaran di tengah jalan depan gerbang Mapolda Ntb hingga menghambat laju kendaraan yang berlalu-lalan, sembari menyuarakan kata “Jangan pernah percaya Polisi.”
Tepat pukul 14.00 Wita Kapolda tak kunjung menemui massa aksi, orator demi orator silih berganti menyampaikan orasinya namun belum ada lampu hijau dari pihak Polda Ntb.
“Kadang manusia itu moralnya lebih tinggi daripada malaikat dan kadang juga lebih rendah daripada hewan. Dan kapolda Ntb-lah yang moralnya lebih rendah daripada hewan,” tegas koordinator umum aksi, Martoni Ira Malik. (Zhr)