Unram, MEDIA – Guru Besar FH Unram Prof. Dr. H. Zainal Asikin, S.H., SU. melalui akun facebook-nya @Zainal Asikin Kang Ikin, mengungkapkan program studi (prodi) dibawah rektor atau fisipol serta prodi farmasi banjir peminat dan mestinya layak jadi fakultas.
Hal tersebut dilontarkan dalam postingannya pada hari selasa (18/4) yang bertajuk “Prodi Unggul dan Progresif di Unram.”
“Unram memiliki prodi farmasi yang jumlah peminatnya sangat banyak, maka prodi farmasi semestinya sudah bisa menjadi sebuah fakultas tersendiri,” Ungkapnya dalam postingan tersebut.
Hal tersebut ia lontarkan dengan melakukan komparasi pada survey prodi banjir peminat dari kompas.com dengan yang ada di unram.
Secara nasional farmasi berada pada peringat pertama prodi banjir peminat, sedangkan menurutnya di Unram sendiri berada di peringkat keempat.
Sama halnya dengan farmasi, fisipol tergabung didalamnya Ilmu komunikasi, Hubungan internasional dan sosiologi menurutnya juga sudah layak menjadi fakultas. Yang menurutnya di Unram berada di peringkat kelima prodi banjir peminat, satu tingkat dibawah farmasi.
“…Unram memiliki prodi yang tergabung dalam fisip, seharusnya sudah bisa menjadi fakultas,” katanya.
Ia sangat menyayangkan bahwa fisipol sampai saat ini masih menjadi prodi dibawah rektor, padahal menurutnya dari segala aspek sudah memenuhi kriteria sebagai fakultas.
“…Dari segala aspek telah memenuhi aspek financial dan infrastruktur.” Terangnya.
Kendati demikian, farmasi dan fisipol belum juga mendapatkan sinyal hijau terkait transformasi menjadi fakultas. Terlebih bagi fisipol yang sampai saat ini diduga hanya sampai diming-imingi.
Dalam postingannya, Asikin menerangkan kendala yang dihadapi fisipol dan farmasi hingga saat ini belum menjadi fakultas. Menurutnya karena Unram di era ini telah dianggap kelebihan memiliki fakultas sehingga sudah tidak ada slot lagi.
“Harus ada merger(penggabungan) beberapa prodi di unram, yang berdampak pada hapusnya fakultas lama dan agar slotnya dipakai oleh fakultas baru,” tegasnya.
“Artinya jika jumlah mahasiswa dikelola sangat kecil tidak harus dikelola oleh pihak fakultas, tapi cukup dikelola oleh prodi,” lanjut dosen hukum bisnis tersebut.
Tak cukup sampai disana, ia juga membandingkan kebijakan Unram dengan Universitas lain yang ada di Indonesia.
“Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Indonesia (UI) telah mengekspose beberapa prodinya yang sepi peminat, bahkan ada yang tidak menerima mahasiswa baru untuk sementara waktu,” ujarnya.
Menurutnya, Unram bukannya mengikuti jejak Universitas-universitas tersebut, malah beberapa tidak terima jika fakultasnya dikatakan minim peminat.
“Ketika saya menulis tentang adanya prodi yang minim peminat atau kurang laku di Unram, banyak yang emosi dan kebakaran jenggot,” tulisnya.
Mantan dekan Fakultas Hukum tersebut juga menekankan bahwa Unram mestinya membuat cetak biru, yaitu berkaitan dengan berapa jumlah standar mahasiswa yang pantas dikelola oleh fakultas.
“Disinilah kearifan berfikir pimpinan fakultas, karena jika akan merger, ada jabatan yang akan terhapus sebagai dekan. Oleh sebab itu Unram perlu membuat cetak biru,” jelasnya.
Tidak hanya itu, dalam postingan tersebut Asikin juga menyebutkan beberapa fakultas unggul dan progresif di Unram yang bisa dijadikan panutan bagi fakultas-fakultas lain. Diantaranya Fakultas Kedokteran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP), Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, dan Fakultas Hukum.
Satu diantaranya yakni fakultas kedokteran yang ia sebut sebagai fakultas dengan usia muda namun sudah mendapatkan akreditasi unggul. menurutnya fakultas kedokteran mestinya jadi panutan bagi fakultas-fakultas lain.Â
“Fakultas lain di Unram tidak perlu jauh-jauh melakukan study banding jika ingin meningkatkan status akreditasi prodi atau fakultas, cukup study banding ke Fakultas Kedokteran,” cakapnya. (Zhr)