Media Unram – Tumpukan sampah di wilayah Gomong, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) nampaknya mengganggu masyarakat setempat. Bau sampah yang menyebar kurang lebih sampai 10 meter.
Hal itu diungkapkan oleh Rudi, tukang parkir di sekitar lingkungan pembuangan sampah sementara tersebut. Pasalnya, di sekitar wilayah itu terdapat sekolah dan beberapa warung makan.
“Saya saja pernah muntah-muntah. Banyak masyarakat yang sudah protes masalah lokasi pembuangan sampah yang ada di gomong ini tidak strategis,” katanya saat ditemui anggota Media Unram, Minggu (18/10).
Rudi menjelaskan, tempat pembuangan ini sudah direncanakan akan dipindahkan tahun depan. Namun, hal itu belum bisa terealisasi, karena tidak adanya anggaran.
“Katanya lokasinya akan dipindahkan ke tempat yang lebih jauh dari pemukiman warga, di sekitar Loang Baloq tahun depan,” ungkap Rudi.
Masyarakat berharap, pemerintah mempercepat pengeluaran anggaran tersebut, agar mereka tidak terus menerus diganggu oleh aroma sampah.
Sementara itu, salah satu petugas kebersihan di Gomong, Ramdan membantah hal tersebut. Ia menjelaskan, setiap hari tumpukan sampah itu dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berlokasi di Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat (Lobar).
“Sebenarnya sampah di sini tetap diangkut setiap hari, lalu dipindahkan ke pembuangan akhir,” ujar lelaki kelahiran Gerung, Kabupaten Lobar itu.
Menurut Ramdan, semua terjadi karena kurangnya kesadaran dan kepedulian warga sekitar terhadap lingkungan. Seperti membiarkan sampah berserakan semalaman, sehingga masalah sampah di daerah ini tidak kunjung selesai.
Lebih jauh Ramdan menjelaskan, masyarakat tidak sadar terkait peran mereka dalam mengelola sampah. Padahal, sudah dipermudah dengan adanya pembuangan sampah di sekitar mereka.
“Seharusnya masyarakat sudah sadar,” tegas lelaki yang bekerja sebagai operator di pembuangan tersebut. (KLP. 1)