Unram, MEDIA – Unit Kegiatan Fakultas Wahana Minat dan Kegemaran (UKF WMK) Fakultas Hukum mengadakan kegiatan Obrolan Ini Seputar Hukum dan Musik (OISHI), Sabtu (3/12).
Sore itu, hujan. Acara yang direncanakan pukul 15.00 WITA, diundur satu jam sekitar pukul 16.00. Meski begitu UKF WMK tetap berhasil melaksanakan kegiatannya demi menepis pernyataan “organisasi kesenian tidak memiliki kegiatan nuansa akademis”. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Parkiran Fakultas Hukum Unram.
“Untuk tidak disepelekan terus, jadi kita berinisiatif untuk membuat kegiatan yang bernuansa akademis seperti itu,” ungkap Ketua UKF WMK Samuel Hasian Simanjuntak.
Dalam kegiatan ini, UKF WMK mengundang dua pemateri. Pertama, Dosen Hukum Haris Febrian. Kedua, Lalu bintang senior WMK yang juga basis band datu.
Kemudian setelah penyampaian materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Lalu ditutup dengan sesi foto bersama.
Dalam Kegiatan Tersebut Apa Saja yang Dibahas?
“Jadi yang kita bahas bagaimana sih peranhak cipta ini dalam perlindungan karya seni. Jadi kapan hak cipta itu terlahir, apakah setelah karya seni ini diciptakan, hak cipta itu langsung lahir atau setelah di daftarkan hak cipta ini terlahir. Dan bagaimana loyality terhadap sebuah lagu, seseorang yang meng cover lagu bagaimana loyalitynya kepada orang yang menciptakan lagu,” beber Samuel.
Samuel mengatakan, jika ingin mau berkarya, jangan dulu berpikir mendapat loyality. Karena masalah loyality akan menyusul, ini dari perspektif dari pegiat seni. Seni adalah perbuatan yang dinamis.
Samuel mengutip pernyataan musisi Iwan Fals, “Seni itu adalah manusia yang independen, dia bisa ngomong apapun tanpa harus terinferensi oleh pihak manapun”.
Kemudian Samuel juga mengutip Sujiwo Tejo, “akik mau berkarya, itu berkarya saja, masalah loyality nantilah kita pikirkan. Dengan berkarya itu kalian bisa menjadi pegiat seni yang sesungguhnya.”
Samuel juga menyesalkan sikap birokrasi terhadap organisasi yang tidak bernuansa akademis seperti WMK. Meski begitu, dirinya tetap berharap WMK semakin berkembang, semakin dikenal banyak orang.
“Karena sebelumnya WMK juga sempat redup selama 10 tahun dan sekarang kita lagi ditahap recovery,” jelasnya.
Untuk persiapan acara tersebut, Samuel mengaku persiapan dilakukan selama satu bulan. Kemudian untuk obrolan seni sekitar dua Minggu persiapan.
Ucapan senada juga diungkapkan Salman Ardi Sekjen WMK, organisasi kesenian sering dipandang sebelah mata. Namun dia merasa bersyukur, pasalnya Rektor Unram menggabungkan antara organisasi kesenian dengan olahraga.
“Ada lah harapan untuk UKF seni agar tidak dipandang sebelah mata,” jelasnya.
Ardi juga menekankan agar birokrasi mampu membedakan antara organisasi yang bergerak di bidang kesenian, olahraga dan akademisi.
“Semoga bisa lebih diperhatikan lagi, biarkan lah berkarya bebas tanpa harus di interfensi lah untuk selalu akademis dan akademis,” tegasnya.
Dalam acara terebut turut mengundang UKF se-Unram di fakultas hukum. Kemudian UKf seni se-Unram dan BEM, DPM fakultas hukum. Acara selesai menjelang ibadah salat magrib. (Iin,rga)