31.5 C
Mataram
Wednesday, September 18, 2024
spot_img

Premanisme Satpam Unram

PREMANISME. Ya, premanisme adalah watak yang ditunjukkan satpam Unram kepada mahasiswa yang melaksanakan aksi di Depan Gedung Rektorat, Senin (5/12). Bagaimana tidak, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus mendapatkan tindakan represif dari pihak keamanan kampus. Sejumlah massa aksi dipukul, dihantam saat melakukan demonstrasi.

“Kami dikejar sampai ke luar wilayah kampus. Juga diancam akan dibunuh,” ungkap F, salah satu mahasiswa Unram yang menjadi korban kepada mediaunram.com.

Ucapan senada juga disampaikan koordinator aksi, T. Dia mengaku dirinya dipukul oleh satpam bagian belakang tubuhnya.

“Saya terjatuh kemudian diinjak. Saya bangun mencoba melerai dipukul lagi dan diinjak lagi, kemudian saya memanjat pagar besi tangan saya dipukul lagi, dan akhirnya saya didorong dan terjatuh,” jelasnya sembari menunjukkan beberapa luka di tubuhnya.

Kronologis Insiden Pemukulan terhadap Mahasiswa

Mulanya, sekitar pukul 11.56 Wita, mahasiswa menyampaikan beberapa orasi ilmiah di Kantin Rektorat Unram.

Menurut pengamatan mediaunram.com selama di lokasi, karena orasi tersebut dianggap mengganggu mahasiswa yang sedang malaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS), massa aksi diminta untuk menghentikan aksi.

Setelah diminta berhenti berorasi, massa aksi melakukan negosiasi dengan pihak keamanan kampus agar diberikan waktu untuk berorasi di depan Gedung Rektorat Unram usai UAS.

Setelah itu, massa aksi melanjutkan demonstrasi di lokasi yang telah disepakati. Mereka menyoroti persoalan Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM). Setelah menyampaikan tuntutan, terjadilah insiden saling mendorong antara mahasiswa dengan satpam Unram.

Kejadian semakin tak terbendung, massa aksi dipaksa mundur. Sejumlah mahasiswa menjadi sasaran bogem para satpam. Diantaranya adalah SA, AM, TK, MI, FR, DN dan AR.

“Saya dikejar sampai Lombo Kopi (kedai kopi,-red) bersama empat orang kawan saya, sambil saya diteriaki maling oleh satpam. Setelah tertangkap kemudian saya dicekik, diseret, bahkan saya dibanting dibagian belakang kepala, masyarakat tidak ada yang berani bantu karena dikira beneran maling,” beber SA kepada awak media.

Karena kejadian itu, SA sempat dirawat di RS Bhayangkara. Beberapa bagian tubuhnya luka-luka.

Sementara itu, Koordinator aksi Ramdani Naupal juga mendapatkan perlakuan tak manusiawi dari satpam Unram. “Saya tiba-tiba dipukul dibagian dada, sampai saya terjatuh dan hampir tidak sadarkan diri,” beber Dani sembari menunjukkan lukanya.

“Saya dicekik, rambut saya ditarik oleh salah satu satpam, kemudian leher saya disayat menggunakan kunci dan perut saya ditendang, sampai saya tergeletak namun masih tetap ditendang,” sahut MI melanjutkan pernyataan Dani.

“Saya diseret dari lantai 2, namun pas ditangga saya dipukuli ditendang oleh satpam, pas saya angkat tangan menyerah tiba-tiba satu tangan melayang ke hidung saya hingga berdarah,” kata AM.

Dilansir dari Katada.id, kini kasus penganiayaan tersebut telah dilaporkan ke Polresta Mataram. Para korban juga telah divisum di RS Bhayangkara didampingi Satuan Reskrim Polresta Mataram.

Terkait permasalahan ini, media menghubungi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Prof Enny Yuliani untuk memberikan tanggapan. Pihak mediaunram.com beberapa kali menghubunginya via WhatsApp dan telepon, namun hingga berita ini diterbitkan belum ada respon (balasan). (zhr)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

20,000FansLike
1,930FollowersFollow
35,000FollowersFollow

Latest Articles