29.5 C
Mataram
Monday, December 9, 2024
spot_img

Kuliah Daring Mahasiswa; Siap Buk, Baik Pak

Oleh: Muh. Rizal Afwan

Pandemi Covid-19 atau virus corona merupakan suatu momok yang sangat menakutkan sekarang ini. Segala macam aktivitas manusia terhambat sehingga kurang efisien dalam melakukan suatu kegiatan. Tidak terkecuali dalam kegiatan pendidikan, setelah adanya pandemi ini kegiatan belajar mengajar dilakukan tidak lagi tatap muka secara langsung melainkan dalam jaringan (daring). Sesuai dengan kebijakan yang di buat oleh menteri pendidikan dan kebudayaan, Nadiem Makarim, terkait pendidikan tahun ajaran 2020/2021 di masa pandemi covid-19. Ada 8 point penting dalam kebijakan yang telah dikeluarkan Nadiem, salah satunya, khusus perguruan tinggi dibawah naungan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, diputuskan tetap ditutup meski berada di zona hijau. Dengan demikian, perkuliahan tetap diadakan secara daring atau online.

Nadiem menilai, aktivitas perkuliahan di perguruan tinggi atau universitas sangat memungkinkan dilakukan dengan sistem daring atau jarak jauh dibandingkan pendidikan tingkat dasar atau menengah. Kemudian, yang diperbolehkan sesuai dengan kebijakan Nadiem untuk pendidikan perguruan tinggi, yakni kegiatan penelitian di laboratorium studio, bengkel, atau aktivitas perkuliahan yang membutuhkan peralatan dibolehkan di kampus. Tetapi harus mengikuti protocol kesehatan.

Pada awalnya kebijakan ini diterima dengan sangat baik oleh para mahasiswa, dimana perkuliahan dapat dilakukan langsung dari rumah, sehingga mahasiswa tetap dapat bertemu dengan orang tua mereka. Jadi bagi mereka yang dari luar daerah atau kabupaten tidak lagi merantau untuk kuliah, karena kuliah bisa dilakukan di rumah saja.

Perkuliahan secara online juga dianggap sebagai salah satu cara dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi sekarang ini. Tatap muka secara online merupakan suatu kecanggihan teknologi yang dapat kita rasakan sekarang, dimana bukan hanya sekedar suara yang dapat kita dengarkan melainkan bisa langsung tatap muka (face to face). Jadi segala macam aktivitas manusia dapat dilihat dengan sangat mudah melalui jalur online. Dengan kecanggihan teknologi ini, perkuliahan dapat dilakukan dengan santai oleh mahasiswa dimana kuliah online bisa juga dilakukan diatas kendaraan, bahkan juga saat dirumah sambil makan, minum, rebahan dan lain sebagainya. Setiap harinya tidak ada kegiatan lain yang dilakukan oleh mahasiswa selain kuliah online.

Setelah perkuliahan daring ini berjalan beberapa bulan para mahasiswa mulai merasa bosan dan mengeluh, dimana sistem perkuliahan daring dirasa tidak efektif dalam pembelajaran sehingga banyak mahasiswa yang tidak mengerti dengan penjelasan yang dipaparkan oleh dosen. Dimana ketika dirumah banyak sekali hal yang dilakukan oleh mahasiswa baik membantu pekerjaan orang tua di rumah maupun kegiatan lainnya. Sehingga terkadang mereka tidak terlalu fokus pada kuliah yang mereka lakukan. Kadang mereka sedang berada di sawah membantu orang tuanya, terkadang juga sedang di dapur membantu ibunya, sehingga fokus mereka terbagi-bagi.

Belum lagi tugas yang diberikan oleh dosen yang sangat banyak, sehingga mereka mearasa sedikit repot mengerjakannya. Terlebih lagi jika satu tugas belum diselesaikan datang lagi tugas berikutnya, inilah yang membuat mahasiswa merasa stress karena terlalu lama menjalani perkuliahan daring, dikarenakan materi yang dipahami terlalu sedikit sedangkan tugas begitu banyak dan bertubi-tubi. Di sisi lain juga tedapat banyak sekali gangguan jaringan yang di rasakan oleh para mahasiswa dimana sinyal yang tidak stabil membuat penjelasan dosen terputus-putus, sehingga banyak materi yang tidak dapat dipahami secara efektif. Ditambah lagi mahasiswa harus tetap memiliki kuota internet yang digunakan dalam perkuliahan daring ini. Aplikasi pembelajaran secara tatap muka ini menghabiskan banyak kuota sehingga terkadang kuota yang masa aktifnya 30 hari dapat habis hanya dalam dua minggu atau bahkan hanya satu minggu. Karena belum lagi untuk mencari materi baik dari blogspot maupun youtube.

Banyaknya jadwal kuliah yang tidak sesuai dan sering digonta-ganti oleh sebagian dosen membuat mahasiswa harus ekstra sabar, karena tidak jarang mereka harus kuliah pada malam hari, dan bahkan pada hari libur sekalipun. Hal ini merupakan suatu ekspektasi yang jauh dari yang dibayangkan oleh para mahasiswa, alih-alih dapat santai dan tidur sepuasnya malah setiap harinya tetap dikejar oleh deadline tugas yang begitu banyak.

Setiap paginya harus bangun untuk mengikuti kuliah melalui zoom atau google meet, terlihat jelas wajah-wajah bekas bantal mereka. Sehingga tak jarang banyak sekali mahasiswa yang mematikan cameranya agar tidak terlihat. Terkadang juga ada yang mematikan cameranya lalu melanjutkan tidurnya. Hal inilah yang membuat kegiatan belajar-mengajar tidak berjalan dengan baik.

Hampir di setiap pertemuan pada saat pandem ini, kata-kata yang selalu mucul di awal maupun akhir pertemuan yaitu “Siap bu, baik pak, terimakasih bu, terimakasih pak.” ini menjadi suatu kebiasaan yang di ucapkan oleh para mahasiswa. Menurut mereka mengerti atau tidaknya dalam pemebelajaran, mereka harus tetap mengucapkan terimakasih kepada dosen. Sehingga sebagian dari mahasiswa sering membuat story di akun whatsapp mereka dengan caption “Siap bu, baik pak, adalah materi hari ini”.

Waktu terasa begitu cepat, dimana perkuliahan yang seharusnya dirasakan begitu lama namun sekarang terasa sangat singkat. Perkuliahan yang dirasakan baru saja di mulai satu bulan yang lalu, tapi ternyata sudah enam bulan saja. Dimana dengan di sebarkannya jadwal ulangan akhir semester (UAS) di setiap fakultas atau prodi masing-masing. Sehingga mahasiswa merasa heran, ilmu yang mereka dapatkan begitu sedikit namun perkuliahan satu semester akan segera berakhir.

Pandemi covid-19 ini memang sangat merugikan semua kalangan, segala aktivitas harus dilakukan secara online, atau jarak jauh, dimana harus menjaga jarak antara yang satu dengan lainnya.

Semoga di tahun yang akan datang pandemi ini segera musnah dan perkuliahan dapat di selenggrakan secara offline. Sehingga kerinduan yang terpendam antar mahasiswa dan dosen yang begitu lama, dapat terlampiaskan dengan kembali diadakannya kuliah tatap muka secara offline. (*)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

20,000FansLike
1,930FollowersFollow
35,000FollowersFollow

Latest Articles