Media Unram – Mahasiswa Unram kembali melakukan aksi di Gedung Rektorat Unram. Kali ini, mereka menuntut pihak birokrasi agar Wakil Rektor (wr) IV Yusron Saadi agar diturunkan dari jabatannya disertai surat pernyataan permohonan maaf kepada mahasiswa atas ucapannya yang dinilai menjatuhkan mereka.
Aksi yang dilakukan pada Senin, (24/02/20) ini juga meminta agar oknum satpam yang melakukan tindakan represif diberikan sanksi yang berat. Seperti yang diketahui, oknum satpam melakukan pemukulan kepada mahasiswa yang melakukan aksi mimbar bebas pasca kedatangan Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Ma’ruf Amin, 19 Februari lalu.
“Kami ingin mengetahui motif apa sebenarnya di balik tindakan represif satpam. Jangan-jangan WR IV yang memerintahkan oknum satpam ini,” tutur Alan Ananami yang juga merupakan korban dari insiden tersebut.
Kemudian dalam aksi ini juga, mahasiswa menuntut kejelasan dari kasus ditilepnya uang bidikmisi yang terjadi di Unram. “Kasus ini harus jelas dan segera di selesaikan. Jangan hanya beberapa saja,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, WR II Kurniawan akan menindak lanjuti tuntutan mahasiswa. “Kami akan melanjutkan ini. Teman-teman kan sudah melaporkan kejadian ini ke Polda. Jadi kita tunggu kelanjutnya,” ungkapnya saat menemui mahasiswa.
Menurut pengakuan Kurniawan, jika benar terbukti ada oknum satpam yang melakukan tindakan represif itu, maka WR II akan memecatnya.
Kurniawan menjelaskan, untuk pemberhentian WR IV bukan bagian dari tugasnya. “Untuk penurunan jabatan pak WR IV itu hak pak rektor,” kata Kurniawan. Rektor Unram Lalu Husni sedang berada di Jakarta. Lebih jauh Kurniawan menjelaskan, dia tidak mempermasalahkan jika WR IV dilaporkan ke Polda.
Pada waktu yang sama, Kurniawan meminta maaf kepada mahasiswa atas insiden tindakan represif yang dilakukan oleh oknum satpam. “Saya mohon maaf sebesar-besarnya mengenai kekerasan yang dilakukan oleh para keamanan,” kata Profesor hukum ini.
Sebelumnya, Yusron Saadi menjelaskan bahwa dia masih belum paham dengan apa yang diingkan oleh mahasiswa. “Saya harap mahasiswa pintar. Ikuti mekanisme-mekanisme yang ada,” ucapnya di depan pers saat diwawancarai.
Yusron Saadi juga menuturkan tentang ucapannya. Menurutnya, itu adalah ciri khasnya dalam menyampaikan sesuatu. “Saya memang begini. Berapi-api kalo berbicara,” lanjutnya.
Orang yang menjadi PLT WR III ini juga mengatakan, jika permasalahan ingin diselesaikan maka harus ada dialog. “Saya tidak diberikan izin untuk berbicara, ini kan sepihak jadinya. Bagaimana permasalahan bisa diselesaikan,” ungkapnya sambil mempraktikan gaya orasi mahasiswa.
WR II juga memberikan penjelasan mengenai adanya indomaret yang ada di Unram. “Indomaret itu sengaja dibuat, agar Unram tidak hanya mendapatkan uang dari ukt mahasiswa saja,” katanya.
Dijelaskan lagi, Unram akan memanfaatkan tanah yang ada di Narmada untuk membuat tempat penelitian dan rekreasi.
Sedikit informasi, sekitar tanggal 13-14 Maret 2020, WR II akan berkunjung ke Surabaya dalam rangka membahas status Unram dari PTN BLU ke PTN BH. (khn)