Kilas Balik Sejarah Pergerakan Pemuda
Sejarah selalu menunjukkan bahwa pemuda Indonesia tidak hanya diam, anak muda indonesia selalu mengambil peran dalam proses perjuangan bangsa ini. Sejarah mencatat perjuangan pemuda dimulai sejak pergerakan nasional, ketika mahasiswa lembaga STOVIA mendirikan organisasi “Boedi Oetomo” yang pada saat itu dijadikan wadah perjuangan para pemuda pada 20 Mei 1908 di Jakarta. Perjuangan tersebut diikuti oleh sekelompok mahasiswa di Belanda dengan membentuk suatu organisasi pemuda dengan nama Perhimpunan Indonesia.
Organisasi inilah yang mencetuskan serta menginisiasi terselenggaranya Kongres Pemuda pada tahun 1928 yang telah melahirkan sumpah pemuda. Peran Pemuda kemudian dilanjutkan pada saat ingin memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, pemuda mengambil kesempatan dan mementum itu, untuk kemudian mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk membacakan proklamasi kemerdekaan. Dan setelah Indonesia merdeka, pemuda menjadi garda terdepan dalam menjaga dan mempertahankan Republik yang baru saja merdeka, hingga pada akhrinya Negara Kesatuan Republik Indonesia benar-benar bebas dan merdeka dari penjajahan.
Tidak berhenti sampai disitu, pergerakan pemuda berlanjut saat penuntutan turunnya orde lama dan orde baru, hingga kemudian dengan kesatuan dan semangat dari berbagai macam elemen pemuda menuntut adanya reformasi pada tahun 1998.
Pemuda Aktor Intelektual
Pemuda merupakan aktor intelektual yang kehadirannya diharapkan mampu membawa perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Pemuda merupakan ujung tombak bangsa ini. Sejarah telah banyak mencatat bahwa merdekanya bangsa ini tidak pernah terlepas dari pikiran dan aksi-aksi hebat dari anak muda. Penting untuk seorang pemuda merawat dan menjaga khazanah pikirannya untuk bangsa ini, meskipun datang dari berbagai keragaman yang berbeda pemuda harus tetap menjadi satu kesatuan yang utuh untuk bangsa ini.
Dalam sudut pandang demografi penduduk, dijelaskan bahwa kelompok umur pemuda masuk sebagai usia yang produktif, yakni usia-usia yang dalam perhitungan beban ketergantungan memiliki posisi sebagai penanggung beban penduduk usia tidak produktif. Melihat hal itu, sudah selayaknya pemuda Indonesia berperan lebih aktif sesuai dengan kualitas yang dimiliki, sehingga peran pemuda sebagai katalisator pembangunan semakin terlihat nyata adanya.
Pemuda Yang Merdeka
Pemuda yang merdeka adalah pemuda yang mampu terlepas dari segala bentuk belenggu jajahan yang merugikan diri sendiri dan bangsa. Pemuda harus mampu menjaga marwah kepemudaannya, B.J. Habibie pernah berkata bahwa “Hidup itu bukan soal hitungan, inti dari hidup adalah komitmen: komitmen pada ilmu, komitmen pada negara dan bangsa, komitmen pada rekan seperjuangan, dan komitmen itu mutlak”.
Berangkat dari petuah yang disampaikan oleh mantan presiden ketiga Indonesia itu, sudah seharusnya pemuda saat ini menjaga komitmen yang telah ada, menjaga amanat bangsa ini pada pundak kita. Sebuah bangsa akan maju apabila pemudanya berpikir maju begitu pula sebaliknya, bangsa ini akan hancur bila pemudanya hancur.
Masa muda adalah masa yang merdeka, jika tidak dijaga dan dirawat dengan baik, masa muda akan menjadi bumerang bagi pemuda dan bangsa ini. Sejatinya manusia yang dinamis, pemuda harus bisa lebih dinamis dan berpikiran maju dan pastinya tidak kaku. Dalam bagian tulisan pemuda merdeka ini, sedikit dari saya sebagai salah satu pemuda yang banyak memiliki harapan, “Jaga keberanian dan rawat harapan, karena tanpa keberanian dan harapan pemuda telah kehilangan segalanya”.
Pemuda Adalah Pahlawan
Momentum peringatan hari pahlawan pada 10 November identik dengan momen perjuangan berdarah untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia. Sudah 76 tahun Indonesia berdiri sebagai sebuah negara dan tentu ini lahir dari perjuangan hebat para pejuang bangsa yang dengan pengrobanan, gotong royong dan semangat pantang menyerah membawa kita sampai pada hari ini. Sungguh krusial bahwa generasi muda mampu menjadi pahlawan mahasa kini yang memiliki empati tinggi, saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Lantas sudah sejauh mana peran dan pengaruh pemuda sebagai Pahlawan Indonesia?
Pada saat ini, kita berada pada titik penting dari sebuah sejarah. Ketika berbagai macam upaya pemulihan pandemi digalakkan, setiap keputusan yang diambil selalu berujung pada kegagalan. Sangat disayangkan, pemuda dalam hal ini selalu menjadi tumbal yang paling rentan memikul beban yang berat dari dampak pandemi, seperti penutupan sekolah, isu kesehatan mental yang memburuk, angka pengangguran yang kian meningkat, dan masih banyak lagi problematika lainnya. Laporan dari Unicef Indonesia bahwa akibat dari pandemi, sebanyak 530 sekolah yang ada di Indonesia ditutup, dan ini berdampak pada lebih dari 60 juta siswa dan 4 juta guru.
Dampak pandemi terhadap dunia pendidikan sangatlah terlihat jelas dan menegaskan bahwa pendidikan inklusif haruslah menjadi pusat dari agenda pemulihan krisis global saat ini. Pendidikan merupakan dasar untuk sebuah pertumbuhan ekonomi yang inklusif, mendorong inklusi sosial, serta menciptakan masyarakat yang setara, sejahtera, dan bermartabat. Hak-hak atas pendidikan adalah hak asasi manusia yang dalam hal ini sebagai perwujudan hak-hak lainnya.
Dalam tulisan ini banyak harapan untuk kita sebagai seorang pemuda, agar bisa lebih baik lagi dalam memupuk pola pikir untuk menjadi pemecah masalah yang kreatif, tangguh dan inovatif. Tidak hanya bisa berpikir kritis, pemuda juga harus mampu memberikan aksi nyata dalam sebuah perubahan, konstruksi pikiran yang progresif serta kritik yang solutif akan membantu bangsa ini menuju ke arah yang lebih baik lagi.