- Media Unram – Mahasiswa Universitas Mataram (Unram) menggelar aksi belasungkawa dan membawa keranjang mayat serta menabur bunga di depan Kantor DPRD Nusa Tenggara Barat, (04/10/2019).
Aksi ini dalam rangka bentuk kekecewaan mahasiswa Unram terhadap DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurut mereka, anggota DPRD NTB sudah tidak memiliki hati kepada rakyat.
Dalam aksi ini, mahasiswa Unram memiliki 6 tuntutan. Salah satu tuntutan mereka yaitu, mengutuk keras sikap DPRD NTB yang telah mengambil keputusan tidak berdasarkan kepentingan dan kedaulatan rakyat, melainkan kepentingan parpol dan kelompok tertentu.
Selain itu, mereka juga menuntut agar membebaskan aktivis pejuang demokrasi yang masih di tahan dan mengecam tindakan represif aparat kepolisian. Dalam aksi ini juga, mereka menuntut agar pemerintah dan aparat kepolisian menuntaskan tragedi pembunuhan aktivis di Kendari, Makassar, dan Jakarta.
Presiden Mahasisma (presma) Unram, Muhammad Amri Akbar juga turut berkomentar dalam aksi ini. “Bisa kita lihat, bahwa eksekutif dan legislatif sudah berselingkuh,” ungkap Amri. Amri juga mengatakan bahwa, tidak ada kata mundur dalam perjuangan, ini adalah pergerakan moral.
Aksi lanjutan dari tanggal 26 dan 30 September ini sempat diganggu oleh musik yang keluar dari alat pengeras suara aparat kepolisian, sehingga membuat orasi mahasiswa terganggu. Hal ini menyebabkan mahasiswa marah – marah dan menegur aparat kepolisian. Setelah keadaan kembali kondusif, mahasiswa melanjutkan orasinya dan membubarkan diri pada pukul 18.00 Wita. (cnk)