UNRAM, MEDIA – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Unram (GEMPUR) menggelar aksi mimbar bebas di Pertigaan Fakultas Pertanian Universitas Mataram (Unram), Jumat (4/1).
Mereka mendesak pihak birokrasi segera menyelesaikan berbagai persoalan di kampus, seperti mendistribusi kuota internet untuk seluruh mahasiswa yang masih menjalankan kuliah dalam jaringan (daring).
Kemudian, mereka juga menuntut organisasi mahasiswa (Ormawa) segera diberikan fasilitas yang memadai sesuai kebutuhannya. Tidak hanya itu, GEMPUR meminta pihak kampus menghentikan Drop Out (DO) secara sepihak dan menginginkan agar demokratisasi di Unram terwujud.
Tuntutan yang dibawa tersebut dinilai harus segera dilaksanakan agar tidak merugikan mahasiswa, serta berdampak negatif terhadap masyarakat kampus.
Gerakan ini merupakan bagian dari deklarasinya Gerakan Mahasiswa Peduli Unram.
“Ini sebagai bentuk pengawalan permasalahan kampus yang ada,” kata Kordinator Umum (Kordum), Beko.
“Kami hadir sebagai bentuk pembangunan opini publik, terkait banyaknya catatan merah terhadap kondisi kampus pada hari ini,” lanjutnya.
Beko mengatakan, dia dan teman-temannya selain membawa beberapa poin tersebut, hal lain juga harus tetap dikawal, antara lain minimnya partisipasi publik, khususnya mahasiswa dalam pembentukan kebijakan kampus, hingga penerapan jam malam yang dirasa tidak demokratis.
“GEMPUR akan selalu hadir dalam setiap persoalan mahasiswa dan akan terus menyiapkan perkakasnya dalam membangun gerakan yang lebih luas lagi. Sehingga mampu merangkul seluruh mahasiswa Unram dalam membangun gerakan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi,” jelasnya.
Massa aksi mulai berkumpul dan melakukan persiapan yang dipimpin oleh Komang dan Kiki selaku Korlap aksi, pukul 08.00 hingga 09.00 Wita.
Selesai persiapan, massa aksi berjalan menuju titik aksi dengan menaati protokol kesehatan. Setelah menyanyikan lagu perjuangan, penyampaian puisi, dan berorasi, massa aksi membubarkan diri dengan tertib menjelang salat Jumat. (zhr)