Oleh : Ahmad Fatoni Dwi Putra (Menteri Media Komunikasi dan Informasi BEM UNRAM) dan Meza Royadi (Pimpinan Umum UKPKM MEDIA UNRAM)
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEKDIKTI ) adalah Lembaga yang menaungi langsung perguruan tinggi yang ada di Indonesia. KEMENRISTEKDIKTIÂ memiliki visi yaitu untuk mewujudkan Pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan IPTEK dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa.
Selaras dengan visi KEMENRISTEKDIKTI maka penting untuk pengembangan kegiatan kemahasiswaan pada tataran kelembagaan kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PT). PT juga harus terus mendorong pengembangan minat, bakat, penalaran, dan kreativitas serta keilmuan dan keprofesian mahasiswa.
Dalam merealisasikan pengembangan kemahasiswaan di PT, maka Direktorat Kemahasiswaan Ditjen Belmawa membuat rancangan program yang disusun dalam bentuk hexagon, bidang kemahasiswan untuk mejadi acuan dalam mengembangkan kemahasiswaan di PT. Hexagon Kemahasiswaan tersebut berupa pengembangan bidang penalaran dan kreativitas, bidang kesejahteraan dan kewirausahaan, bidang minat, bakat, dan ormawa, bidang penyelarasan dan pengembangan karir, bidang mental spiritual kebangsaan, dan bidang internasionalisasi.
Pemeringkatan kemahasiswaan bertujuan untuk memacu PT untuk lebih peduli pada kegiatan kemahasiswaan, sehingga mampu menumbuh-kembangkan prestasi mahasiswa dalam bidang penalaran dan kreativitas, bidang kesejahteraan dan kewirausahaan, bidang minat, bakat, dan ormawa, bidang penyelarasan dan pengembangan karir, bidang mental spiritual kebangsaan, dan bidang internasionalisasi. Pemeringktan juga dilakukan sebagai upaya dalam menginventarisir prestasi nasional maupun internasional mahasiswa.
Kondisi Kampus
Universitas Mataram (Unram) adalah satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada di Nusa Tenggra Barat (NTB). Tentu saja label PTN satu-satunya di NTB membuat banyak siswa yang baru saja menyelesaikan masa studinya di Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk berbondong-bondong mendaftarkan diri berkuliah di Unram. Mereka memiliki harapan mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak dengan berkuliah di PTN.
Namun, kondisi yang terjadi malah sebaliknya. Jika dilihat dari kondisi fisik atau fasilitas penunjang belajar mengajar yang ada di Unram tentu saja bisa dibilang minim. Sehingga berdampak pada kegiatan mahasiswa.
Tidak adanya batasan mahasiswa dalam satu kelas menyebabkan kondisi proses belajar mengajar menjadi tidak maksimal. Beberpa fasilitas penunjang juga masih minim, contohnya pendingin ruangan seperti kipas angin atau AC.
Banyak kipas angin dan AC yang rusak dan tidak berfungsi. Tentu saja berdampak pada daya serap mahasiswa menerima pelajaran. Dosen pun mengeluh dengan kondisi ini karena idealnya mahasiswa menerima pelajaran dalam kondisi rileks dan nyaman. Namun, dengan konsidi kelas yang padat dan tidak ada pendingin ruangan maka akan sangat mengganggu proses belajar mengajar.
Terbukti pada pengklasteran Kemahasiswaan yang di publikasikan KEMENRITEKDIKTI Jumat, 06 September 2019 Unram tidak masuk ke jajaran 100 besar, dan terlempar ke urutan 103. Pada tahun sebelumnya Unram masuk ke dalam 50 besar dengan peringkat ke 37.
Usia Unram sudah menginjak 57 tahun pada bulan Desember mendatang sudah bisa dibilang cukup tua. Dengan usia yang sudah tua Unram seharusnya bisa menghasilkan mahasiswa yang berprestasi yang bisa bersaing di kancah nasional maupun internasional. Sesuai dengan Visi Universitas yakni menjadi Lembaga Tinggi Berbasis Riset Berdaya Saing Internasional. Dengan demikian Unram dapat terbantu keluar dari posisi 100 besar dan bisa bersaing kembali ke posisi 50 besar dan bahkan bisa bersaing ke posisi 10 besar.
Salah satu faktor pendukung kegiatan mahasiswa adalah dana. Dana yang di kucurkan unram hingga saat ini adalah 7.500.000 per organisasi. Namun dana sebesar yang diberikan belum cukup untuk kegiatan yang bertarap internasional bahkan bertaraf regional masih belum cukup. Bahkan masih ada organisasi yang mendapatkan dana di bawah Rp 7.500.000.
Lomba
Lomba yang diikuti oleh mahasiswa banyak yang tidak dibiayai secara penuh oleh Unram. Kadang mahasiswa harus menambah dari dana pribadi untuk memenuhi kebutuhan lomba. Mahasiswa tentu saja memiliki dana minim tapi memiliki gagasan dan ide besar untuk memajukan dan mengharumkan nama Unram.
Namun, tidak ada dukungan dari lembaga untuk menyokong lomba yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa. Mahasiswa dipaksa untuk mencari sendiri biaya tambahan untuk mengikuti lomba, disamping mereka memikirkan kompetisi yang akan dihadapi. Beban mereka malah ditambah dengan bagaimana cara menutupi kekurangan dana untuk berangkat berkompetisi.
Banyak juga mahasiswa yang mengikuti lomba di luar daerah, mereka beristirahat di fasilitas umum seperti masjid, kantor POLISI atau rumah keluarga yang ada disana, sembari menunggu jadwal kompetisi berlangsung. Tentu saja kondisi ini sangat tidak ideal bagi mahasiswa yang akan mengahdapi kompetisi dengan tekanan tinggi ditambah lagi kondisi tubuh yang tidak prima diakibatkan tempat istirahat yang tidak layak.
Aspek Penilaian
Proses penilaian pemeringkatan bidang kemahasiswa ditentukan berdasarkan 4 aspek penilaian antara lain Pertama aspek institusi sebesar 20%. Institusi merupakan aspek penting di bidang kemahasiswaan yang akan mempengaruhi prestasi mahasiswa.
Beberapa penilaian di aspek institusi ini adalah aspek kelembagaan yang berisi beberapa poin diantaranya adalah regulasi pembinaan mahasiswa, beasiswa/bantuan biaya pendidikan, asuransi kesehatan, konseling, pembinaan kegiatan mental kebangsaan, program pembinaan kewirausahaan mahasiswa, pengembangan pusat karir, tracer study alumni. Tentu saja banyak aspek ini masih belum dipenuhi untuk menunjang pemeringkatan kemahasiswaan unram.
Ada 2 aspek juga menjadi perhatian mahasiswa yang luput dari perhatian kemahasiswaan Unram. Aspek pembiayaan dan aspek penghargaan prestasi. Tentu saja kedua aspek ini akan sangat berpengaruh pada psikologi mahasiswa yang mengkuti kegiatan lomba atau kegiatan kemahasiswaan lainnya.
Jika alokasi dana kegiatan kemahasiswaan ini tidak diperhatikan secara masif maka akan menimbulkan beban yang lebih besar bagi mahasiswa selain memikirkan lomba, mereka juga harus memikirkan dana lomba atau kegiatan kemahasiswaan lainnya. Dan setelah mereka mendapatkan prestasi di bidang kemahasiswan juga harus menjadi perhatian. Pengharagaan harus diberikan kepada mahasiswa berprestasi tersebut.
Kedua, aspek kegiatan non lomba/pengakuan/rekognisi memiliki nilai persentase penilaian sebesar 10%. Aspek ini dibagi lagi menjadi 4 komponen yaitu mahasiswa berwirausaha, pertukaran mahasiswa, pengabdian kepada masyarakat dan rekognisi.
Ketiga, aspek Prestasi Kegiatan Ko dan Ekstrakurikuler Mandiri memiliki nilai persentase 30% yang memiliki 4 komponen penilaian. Komponen penilaian ini berdasarkan prestasi dari tingkat provinsi, wilayah, nasional, dan internasional. Kegiatan Ko dan Ekstrakurikuler yang dimaksud adalah kegiatan yang diadakan selain KEMENRISTEKDIKTI.
Keempat, Aspek Prestasi Kegiatan Ko dan Ekstrakurikuler Belmawa memiliki nilai paling tinggi yakni 40%. Hampir sama dengan aspek ketiga memiliki 4 komponen berdasarkan prestasi dari tingkat provinsi, wilayah, nasional, dan internasional.
Berdasarkan keempat aspek yang ada tentu saja aspek Prestasi Kegiatan Ko dan Ekstrakurikuler Mandiri dan Prestasi Kegiatan Ko dan Ekstrakurikuler Belmawa menjadi penentu bagi kualitas dari kemahasiswaan PT dengan jumlah nilai 70%.
Namun, sebenarnya aspek yang paling menentukan suatu kemahasiswaan adalah dari aspek institusi. Institusi yang memberikan pelayanan terbaik pada mahasiswa dan terus mendorong mahasiswa untuk terus berprestasi. Mahasiswa tanpa pembinaan yang tepat dan apabila tidak diberikan penghargaan atas prestasi yang diraih akan membuat mahasiswa tertekan secara psikologis karena akan merasa bekerja sendiri.
Untuk menduduki posisi yang ideal untuk unram dalam pengklasterisasi kemahasiswaan maka harus memperhatikan beberapa hal: pertama Unram harus memberikan fasilitas belajar yang memadai untuk mendukung daya serap ilmu pengetahuan yang diberikan kepada mahasiswa di dalam kelas.
Kedua memberikan dukungan yang besar kepada seluruh kegiatan mahasiswa terutama melalui sumbangan dana, guna membangun semangat yang tinggi bagi mahasiswa dalam menjalankan kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan bidang organisasi masing-masing
Ketiga unram harus lebih gencar lagi untuk memberikan pelatihan kepada mahasiswa dan memberikan penghargaan apresiasi yang lebih tinggi lagi guna membangun karakter yang kuat mental juara, karena mental juara sangat dibutuhkan untuk menjadi percaya diri dalam berkompetisi
Lebih memperhatikan lagi ko-ekstrakulikulir, karena sangat menentukan posisi Universitas dalam pengklasteran kemahasiswaan. Mempunyai nilai sangat tinggi 70%. Demi menjadikan Unram mampu berdaya saing Internasional pada tahun 2025.