Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Mataram sudah dilaksanakan dua dari empat gelombang yang sudah direncanakan. Tambahan gelombang ini disebabkan lantaran penerimaan melalui jalur SBMPTN meningkat 10%. Namun Unram belum ada inovasi baru yang signifikan dalam menyelenggarakan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru.
Sebelumnya bernama Orientasi Studi Pengenalaan Kampus (Ospek) diganti dengan dengan nama Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Hanya nama saja yang berubah tapi tidak ada konsep baru yang tersaji dalam proses penyelenggaraan PKKMB ini.“Secara garis besar tidak ada perbedaan, karena berdasarkan hasil evaluasi sebelum persiapan pelaksanaain ini, dengan memandang yang sudah dilaksanakan tahun sebelumnya tidak ada permasalahan dan juga menghasilkan out put yang cukup baik”. Ujar Suripto selaku ketua panitia pelaksana.
Tidak adanya sajian yang menarik perhatian untuk para peserta PKKMB sendiri, membuat para peserta tidak begitu antusias dalam menerima materi yang disampaikan oleh para pemateri “Penyelenggaraan PKKMB ini sendiri berjalan biasa seperti Masa Orientasi di sekolah dulu” ungkap peserta PKKMB Sarah Wahyu Asy.
PKKMB ini sendiri sebenarnya sebagai ajang pengenalan satu sama lain antar Mahasiswa Baru namun hal ini tidak dioptimalkan oleh para peserta, lantaran hanya duduk menerima materi dan tidak adanya suatu inovasi yang pas untuk mahasiswa baru untuk saling mengenal “Untuk sekarang sedikit teman yang saya kenal, karna tidak banyak waktu untuk perkenalan, kita lebih banyak menerima materi” lanjut Sarah.
Dalam pelaksanaan PKKMB ini Rektor Unram Lalu Husni menekankan untuk Mahasiswa Baru harus ada prinsip yang dipegang untuk mencapai kesuksesan itu “ mahasiwa harus mempunyai tiga prinsip sebagai acuan yang pertama mahasiswa tekun belajar, kedua spirit belajar, dan yang ketiga spiritual intelijen”.
Radikalisme
Lalu Husni dalam sambutannya, Unram sudah disebarkan dibeberapa media kalau Unram termasuk di dalam sepuluh Universitas Negeri sudah dimasuki paham radikalisme, namun tentunya itu semua masih dapat dipertimbangkan “ Namun itu semua masih bisa kita pertimbangkan khususnya metodologinya, karena jangan sampai satu atau dua orang yang berkumpul terus itu yang menjdi acuannya”.
Semakin banyaknya mahasiswi yang menggunakan cadar bukan merupakan faktor untuk dijadikan acuan sebagai universitas yang menganut paham radikalisme “Kita tidak bisa melarang seseorang untuk menutup sebagian wajahnya menggunakan cadar, jadi dengan melihat hal ini kita tidak bisa memberi label radikalisme” ujar Suripto
Namun Unram harus mencari inovasi baru dalam menyelenggarakan PKKMB untuk mengajarkan ideologi pancasila yang sesuai dengan perkembangan zaman agar mudah diterima oleh mahasiswa secara umum dan mahasiswa baru secara khusus. (mez)