32.5 C
Mataram
Friday, September 20, 2024
spot_img

Romantisasi Perpisahan

Oleh : EL

Pada sendunya pagi ini, mega-mega mulai menjelma kelam. Mengoyak perasaan yang agaknya sudah tak mampu ku redam. Kau berdiri di ujung jalan yang tengah kupijak kini. Ku tatap wajah indahmu, mungkin Tuhan ciptakan kamu saat ia sedang bahagia.

Namun, wajahmu yang biasanya tegas itu terlihat sedikit murung atau bisa kukatakan wajahmu seperti menyimpan kesalahan besar dibaliknya? Langkahmu yang gontai sedikit membuat getir di hatiku, lagi.

Seakan mengulang suatu memoar luka yang ingin kubakar saja. Sayang tak bisa.

“Maaf, aku tidak tahu bagaimana harusnya menjadi lelaki yang kamu impikan.” Katamu lemah.

Kau tinggalkan aku sendirian dalam gulita malam berbalut hujan ini hanya untuk memenuhi undangan singgah teman lamamu. Sedang kau tahu, aku benci gelap dan hujan.

“Kenapa seperti lemas sekali? Mas sakit?” Tanyaku bertubi tanpa membiarkan kamu sempat menyelesaikan langkahmu mendekatiku, aku takut.

“Jangan, jangan berlaku tidak ada sesuatu diantara kita sayang.” Ucapmu lesu, seperti ingin segera melepaskan batu besar yang kau pikul.

“Kau tahu, salahku kali ini tidak bisa dimaafkan, cinta!” Katamu, menghardik diri sendiri.

“Kau tahu mengapa ku maafkan salahmu sebelum-sebelumnya, mas?” Kau bergeming, menanti jawabanku.

“Aku hidup 23 Tahun dengan figur seorang ayah yang sempurna, juga kakak laki-laki yang tak pernah menyakiti perempuan,” ku hela nafasku berat.

“Maka itu, ekspektasiku pada lelaki yang menjadi pasanganku ya seperti yang selama ini aku lihat,” kau tampak mengangguk paham.

“Tapi, aku tahu kau tak punya kesempatan mencontoh figur laki-laki yang sebenarnya, kau hanya punya ibu dan kakak perempuanmu kan?” Tanyaku tak minat untuk dijawab.

“Aku paham, itulah kenapa aku bertahan dan memaafkan,” aku tersenyum mencoba mengelus jemarimu yang dingin berkeringat.

“Tapi, perselingkuhan tak pernah bisa ku terima dalam sebuah hubungan. Jadi, mari kita romantisasi perpisahan ini dengan berpisah baik-baik, mas.” Senyumku masih tulus meski ada raut tak terima pada keningmu.

“Jadi, kita sampai di sini saja ya?” Tanyamu menerawang awan yang sebentar lagi ikut menangisi keadaan kita ini.

Ruang tenang, 20 Mei 2024

Media
Mediahttps://mediaunram.com
MEDIA merupakan unit kegiatan mahasiswa (UKM) Universitas Mataram yang bergerak di bidang jurnalistik dan penalaran.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

20,000FansLike
1,930FollowersFollow
35,000FollowersFollow

Latest Articles